TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Debat Calon Wakil Presiden (Cawapres) menuai respons dari berbagai pihak. Tak terkecuali sopir becak motor (bentor) di Provinsi Gorontalo.
Seperti dikatakan Ferdi Alhasim (32). Warga Kabila Kabupaten Bone Bolango itu menyesalkan sikap Gibran dalam debat Cawapres Minggu (21/1/2024) malam kemarin.
Calon wakil presiden nomor urut 2 itu disebut tidak beretetika karena tak menghormati lebih tua darinya.
"Apalagi sering melanggar aturan. Keluar podium yang disediakan," kata Ferdi saat ditemui TribunGorontalo.com di Jln Hos Cokroaminoto, Kota Gorontalo, Senin (22/1/2023).
Menurut sopir ojek online itu, Gibran harusnya menahan diri. Sikapnya malam itu diklaim bisa menurunkan elektabilitas capres nomor urut 2.
"Apalagi dimana-mana survei 02 ini tinggi terus," ujarnya.
Pendapat serupa dilontarkan Rustam Hamzah (60).
Sopir bentor itu menyebut apa yang dilakukan Gibran tidaklah etis. Ia mengaku belum memutuskan siapa yang dipilihnya pada pilpres 2024 nanti.
Rustam juga menyoroti beberapa subtema yang dibahas oleh ketiga cawapres. Menurutnya petani, guru dan mahasiswa bisa diprioritaskan.
"Karena dari petani ini kita makan. Kemudian guru itu yang mengajarkan anak kita. Juga mahasiswa yang mengawal suara rakyat. Jadi tiga unsur itu sangat penting untuk ditingkatkan," ucapnya.
Baca juga: Hari Patriotik 23 Januari 1942, Tonggak Sejarah Kemerdekaan Gorontalo dari Penjajahan Belanda
Di tempat yang sama, Hasbi (39) justru tak sependapat dengan kedua temannya itu.
Baginya, Gibran sudah cukup baik dan beretika.
"Lihat dia ketika selesai debat, adabnya ke cawapres 01 dan 03 kan sangat bagus, sampai cium tangan," ungkapnya.
Lebih lanjut, Hasbi mengatakan pada saat debat capres sebelumnya Anis dan Ganjar dipandang tidak beretika terhadap Prabowo.
Warga Botupingge Kabupaten Bone Bolango itu berharap siapapun pemimpin Indonesia ke depan, bisa menjadikan Indonesia jadi lebih baik.
(TribunGorontalo.com/Arianto)