Adu Mulut Nelson dan Hendra

Anggota DPRD Provinsi Gorontalo Tanggapi Perseteruan Bupati Nelson dengan Wabup Hendra Hemeto

Penulis: Husnul Puhi
Editor: Aldi Ponge
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anggota DPRD Provinsi Dapil Kabupaten Gorontalo, Adnan Entengo tanggapi perseteruan Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo dan wakilnya Hendra Hemeto.

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo - Anggoto DPRD Provinsi Gorontalo, Adnan Entengo menanggapi perseteruan antara Bupati Nelson Pomalingo dengan Wakil Bupati Hendra Hemeto.

Adnan mencalonkan sebagai anggota legislatif DPRD Provinsi dari Daerah Pemilihan (Dapil) Kabupaten Gorontalo pada Pileg 2019 lalu.

Kabupaten Gorontalo saat ini dipimpin oleh Nelson Pomalingo dan wakil pemimpinnya adalah Hendra Hemeto.

Adnan mengatakan kejadian tersebut bisa menjadi pelajaran bagi pimpinan atau kepala daerah di masa akan datang serta bupati wakil bupati di daerah lain.

"Semoga jadi pelajaran bagi para calon pemimpin ke depan dan pemimpin di daerah lain," tulis anggota DPRD Provinsi Dapil Kabupaten Gorontalo ini dalam pesan singkat Whatssapp kepada TribunGorontalo.com, Jumat (15/12/2023) sore hari.

Atas perseteruan yang terjadi ini, Ketua DPW PKS Gorontalo juga turut mendoakan kedua pimpinan di Kabupaten Gorontalo itu semakin membaik.

Sebab, menjadi pemimpin itu perlu memberikan contoh dan mengayomi kepada masyarakatnya.

"Semoga baik baik saja," singkatnya.

Diketahui, Bupati dan Wakil Bupati Gorontalo, Nelson Pomalingo dan Hendra Hemeto, terlibat adu mulut saat pelantikan pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten Gorontalo, Kamis (14/12/2023).

Adu mulut tersebut terjadi saat Hendra Hemeto tiba-tiba menginterupsi proses pelantikan.

Hendra meminta agar pelantikan ditunda karena tidak ada koordinasi dengan dirinya sebagai Wakil Bupati.

"Apa ini hanya pemerintahan Nelson? Selama ini saya hanya diam. Hargai saya," kata Hendra.

Nelson Pomalingo yang memimpin proses pelantikan pun tampak mengonfirmasi tudingan itu. Dia membantah tuduhan Hendra.

Selain itu, Neslon juga memperingati apa yang dilakukan oleh Hendra tidak tepat. Bupati dua periode itu menyinggung soal etika pimpinan. 

"Saya tahu (etika pimpinan) pak bupati. Tidak perlu diajarkan," tegas Hendra di depan Nelson. 

Halaman
12