"Saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan aktif dalam upaya mempercepat penurunan stunting selama empat tahun terakhir ini," ujar Ma'ruf dalam sambutannya pada Rapat Koordinasi Nasional Percepatan (Rakornas) Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2023 di Istana Wapres, Jalan Medan Merdeka Selatan Nomor 6, Jakarta Pusat, Jumat (06/10/2023).
Menurut Ma'ruf, peran berbagai pihak termasuk media sangat berperan dalam menyadarkan masyarakat mengenai pentingnya pencegahan stunting.
Dirinya mengajak semua pihak untuk berkontribusi lebih besar dalam program Pemerintah ini.
"Saya tegaskan bahwa peran aktif, serta sinergi dan kolaborasi seluruh pihak adalah kunci dalam upaya mengatasi masalah gizi," ujar Ma'ruf.
"Penuntasan persoalan gizi termasuk stunting, tidak sekadar perkara menurunkan prevalensi, tetapi merupakan tugas kemanusiaan berkelanjutan, sekaligus penentu kualitas kehidupan bangsa ke depan," tambah Ma'ruf.
Sebagai informasi, dalam Rakornas ini diserahkan sejumlah penghargaan kepada para pihak yang telah bekerja keras mendukung program pemerintah menangani stunting. Adapun penerima penghargaan, antara lain, sebagai berikut.
Target Turun Hingga 14 Persen
Pemerintah menargetkan prevalensi stunting di Indonesia turun hingga mencapai 14 persen pada tahun 2024.
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengungkapkan hingga saat ini prevalensi stunting masih di angka 21,6 persen.
Hingga akhir tahun ini, Hasto mengatakan Pemerintah menargetkan angka stunting pada 17,8 persen.
"Jadi target 14 persen itu tahun 2024, itu bukan tahun sekarang, tahun ini targetnya akhir tahun ini 17,8 persen harapannya. Hari ini angkanya 21,6 persen," ujar Hasto pada Hakorteknas Stunting di Hotel Mercure Kemayoran, Jakarta, Kamis (5/9/2023).
Kementerian Kesehatan, kata Hasto, akan melakukan survei terkait angka stunting terbaru pada akhir tahun ini.
Hasto mengaku optimis angka stunting dapat ditekan hingga 14 persen, seperti target Pemerintah.
Dirinya mengungkapkan Pemerintah telah mampu menurunkan angka stunting secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
"Karena 6 tahun sebelumnya tahun 2013 sampai 2019 penurunan rata rata 1,3 persen per tahun, dua tahun terakhir 2019 ke 2021 pandemi lagi, penurunannya 1,85 per tahun, naik kan. Penurunannya naik artinya lebih turun, kemudian terakhir 2021 ke 2022 turunnya 2,8 persen," jelas Hasto.