Selain fokus pembinaan, ada juga masalah lain dalam proses penegakan hukum terhadap anak sebagai pelaku tindak pidana. Beberapa masalah yang sering muncul adalah:
Masalah dalam Proses Penegakan Hukum
1. Ketidakseimbangan antara hak-hak korban dan hak-hak pelaku: Terkadang, sistem peradilan pidana anak terlalu fokus pada perlindungan hak-hak pelaku tanpa memberikan cukup perhatian kepada kepentingan korban.
2. Keterbatasan sanksi yang efektif: Sistem ini mungkin tidak menyediakan sanksi yang memadai untuk kasus-kasus serius seperti penganiayaan, pembunuhan oleh anak-anak.
Ini dapat mengarah pada kesan bahwa ada ketimpangan dalam penegakan hukum di mana remaja bisa lolos dari konsekuensi nyata atas tindakan mereka.
3. Kurangnya pemantauan setelah masa hukuman: Setelah menjalani masa hukumannya, beberapa remaja mungkin tidak mendapatkan pemantauan atau bimbingan yang memadai untuk membantu reintegrasi mereka ke dalam masyarakat.
Hal ini dapat meningkatkan risiko kembali terlibat dalam perilaku kriminal di masa depan, untuk meningkatkan efektivitas sistem peradilan pidana anak dalam menghukum anak sebagai pelaku tindak pidana, penulis memiliki beberapa rekomendasi adalah sebagai berikut:
1. Penyediaan sanksi alternatif yang lebih sesuai dengan tingkat kejahatan: Dalam kasus-kasus serius seperti pembunuhan, undang-undang harus mempertimbangkan pengenaan sanksi yang sebanding dengan tingkat kejahatan serta memberikan pesan jelas tentang konsekuensi serius yang akan dihadapi pelaku.
2. Peningkatan pemantauan dan bimbingan pascamasa hukuman: Anak-anak yang telah menjalani hukuman harus mendapatkan dukungan sosial, pendidikan, dan pekerjaan dalam rangka membantu mereka reintegrasi ke dalam masyarakat dengan baik. Hal ini akan membantu mengurangi risiko kembali terlibat dalam tindakan kriminal.
3. Perluasan peranan korban dalam proses peradilan; Penting untuk memastikan bahwa hak-hak korban diberikan perhatian yang layak selama proses pidana anak.
Ini termasuk memberikan kesempatan bagi korban untuk menyampaikan pandangan mereka tentang sanksi yang diharapkan kepada pelaku pembunuhan remaja.
Kesimpulan
Meskipun sistem peradilan pidana anak memiliki fokus pada pembinaan dan perlindungan hak-hak anak, ada argumen bahwa sistem ini tidak efektif dalam menghukum anak sebagai pelaku tindak pidana serius seperti penganiayaan, pembunuhan.
Keseimbangan antara pembinaan dan tanggung jawab atas tindakan kriminal, serta masalah-masalah lainnya seperti ketidakseimbangan antara hak-hak korban dan pelaku menjadi tantangan utama.
Dalam meningkatkan efektivitas sistem ini, penting untuk mempertimbangkan rekomendasi-rekomendasi yang mencakup pengenaan sanksi alternatif yang sesuai dengan tingkat kejahatan, peningkatan pemantauan pascamasa hukuman, serta melibatkan lebih aktif peranan korban dalam proses peradilan.
Dengan demikian, sistem peradilan pidana anak dapat menjadi lebih efektif dalam menghukum anak sebagai pelaku tindak pidana serius dan sekaligus memenuhi tujuan rehabilitatif yang penting. (*)
[Disclaimer: Tulisan ini sepenuhnya opini penulis, dan tidak berkaitan dengan kegiatan jurnalisme TribunGorontalo.com. Segala isi tulisan merupakan tanggungjawab penulis]