Penulis: Enni Akhmad, Mahasiswa S3 Linguistik Terapan, Universitas Negeri Gorontalo (UNG)
TEORI pendekatan pengajaran Bahasa memastikan bahwa terdapat hubungan yang erat antara Bahasa dan budaya.
Hampir di semua referensi mengenai pengajaran Bahasa, kita menemui pernyataan tersebut. Kenyataan itu memang tidak dapat dipungkiri, karena teori tersebut muncul dalam kehidupan keseharian kita.
Budaya mempengaruhi Bahasa dan Bahasa merupakan produk kebudayaan. Misalnya, kehidupan budaya suatu masyarakat berpengaruh pada kosa kata yang digunakan dalam masyarakat tersebut.
Dalam materi ajar Bahasa Inggris, dijumpai kosa kata seperti, bread, hotdog, hamburger. Kosa kata tersebut digunakan untuk menjelaskan budaya masyarakat penutur Bahasa Inggris yang senang mengkonsumsi jenis-jenis makanan yang terbuat dari roti.
Namun sebaliknya, karena mereka tidak terbiasa mengkonsumsi nasi, maka kosa kata untuk menyatakan beras, gabah, padi, dan nasi, hanya satu, yaitu rice. Sementara, orang Indonesia yang mengkonsumsi nasi, memiliki beberapa kosa kata, seperti beras, gabah, padi, dan nasi.
Contoh tersebut memperjelas pentingnya pebelajar memahami budaya dari Bahasa yang dipelajari. Memperoleh pemahaman yang baik tentang budaya dari sebuah Bahasa akan menghasilkan komunikasi yang efektif dan efisien.
Komunikasi yang efektif dan efisien membangun hubungan yang harmonis. Harmonisasi hubungan baik antar individu maupun antar negara dan budaya sangat dibutuhkan di abad 21 ini.
Pertanyaan yang muncul kemudian adalah ada apa di abad 21 dan bagaimana menghasilkan komunikasi yang efektif dan efisien.
Abad 21 adalah era dimulainya revolusi industri yang dikenal dengan revolusi industri 4.0. Era ini ditandai dengan massifnya akses internet di penjuru dunia. Internet dapat menghubungkan orang secara sangat cepat.
Dalam hitungan menit kita dapat berbicara dengan orang dari beberapa benua berbeda, melalui sambungan telpon seluler, skype, dan sebagainya.
Revolusi industri ini mengharuskan kita memiliki kemampuan memahami budaya orang lain dan beradaptasi dengan cepat.
Perkembangan teknologi informasi membawa dampak signifikan terhadap interaksi orang dari satu budaya dengan orang dari satu budaya berbeda.
Interaksi dapat terlihat dari budaya online shopping, online conference, article publication, dan bahkan love relation. Misalnya, sudah sangat banyak kita menjumpai tayangan di media sosial realita perkawinan antar negara.
Hubungan antar budaya yang kian massif harus disikapi dengan mengajarkan Bahasa Inggris yang memiliki muatan intercultural communicative. Konsep ini memiliki 4 indikator, yaitu pertama, pengetahuan tentang Bahasa yang dipelajari.