"Ya udah, cuma 'kan jadi berat banget gitu. Sampai yang nagih itu saya bilang, 'Saya nggak ada uang banget'. Saya kasih screenshoot isi rekening saya, (saldo saya) Rp500 ribu aja nggak ada," kisahnya.
Karena merasa keberatan soal adanya pungli, Husein pun memutuskan melapor ke lapor.go.id.
Dalam laporannya itu, ia mencantumkan bukti-bukti seperti tangkap layar penagihan dan bukti transfer.
"Jadi saya lapor aja di lapor.go.id, saya kasih cantumannya, saya kasih screenshoot penagihannya, saya kasih bukti transfernya di situ dengan kata-kata yang baik," ungkap Husein.
Tak lama setelah lapor, Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Pangandaran mencari-cari pelapor soal pungli Latsar CPNS.
Tak ingin merugikan orang lain, Husein akhirnya mengaku hingga ia diminta menghadap ke BKPSDM Pangandaran.
Baca juga: 3 Lowongan Kerja Gorontalo Rabu 11 Mei 2023: Dari Guru hingga Kasir
"Nggak lama dari saya kirim (ke lapor.go.id), tiba-tiba dicari siapa yang lapor. Karena banyak yang dituduh, kasihan saya, nggak mau ngerugiin orang. Saya ngaku aja bahwa itu saya ngelapor."
"Dari situ ditelepon untuk menghadap ke kantor BKPSDM Pangandaran," tuturnya.
Alih-alih mendapat respons positif, Husein justru disidang oleh 12 orang BKPSDM Pangandaran.
Ia ditanya alasan mengapa melapor soal pungli.
"Saya dikepung 12 orang, saya di tengah-tengah. Terus ditanya-tanya 'kan, 'Kenapa ngelapor?'. Saya bilang, 'Ya karena saya keberatan, saya nggak bisa bayar yang saya nggak tahu ini uang untuk apa'," ungkapnya.
Kepada Husein, BKPSDM Pangandaran memberikan dua alibi berbeda soal pungutan yang dikeluhkan Husein.
Awalnya, BKPSDM Pangandaran mengatakan anggaran untuk CPNS dialihkan untuk penanganan Covid-19.