Ada Kemungkinan Anies Baswedan Gagal Nyampres di 2024, Akankah Banting Stir Jadi Cawapres Prabowo?

Editor: Ananda Putri Octaviani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (tengah) berbincang dengan Calon Gubernur Jawa Tengah Sudirman Said (kanan) dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kiri) saat memberikan keterangan pers kepada wartawan di kediaman Prabowo Subianto di Jakarta Selatan, Rabu (13/12/2017). Terbaru, Anies disebut berpotensi berduet menjadi pendamping Prabowo di Pilpres 2024 nanti.

TRIBUNGORONTALO.COM - Seperti diketahuim sejumlah partai di Indonesia saat ini sudah semakin gencar memberikan tanda-tanda manuver politik menjelang Pilpres 2024.

Satu di antara yang cukup gencar dan cukup jadi pembahasan adalah manuver petinggi Partai Nasional Demokrat (NasDem) yang mengunjungi Sekretariat Bersama (Sekber) Partai Gerindra dan PKB di Menteng, Jakarta (26/1/2023).

Kunjungan ini dilakukan oleh petinggi Partai NasDem di tengah ketidakpastian masa depan Koalisi Perubahan yang diusung Partai NasDem, Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

 

 

Baca juga: Persiapan Pilpres 2024? Prabowo Subianto Terus Temui Keluarga Inti Jokowi, dari Gibran hingga Bobby

Dikutip TribunWow dari Kompas, pengamat menilai ada kemungkinan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan justru akan maju menjadi pendamping Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di pemilihan presiden (pilpres) 2024 mendatang.

Analisis ini disampaikan oleh Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro.

Agung menyoroti bagaimana jalan Anies sebagai capres 2024 dari Partai NasDem kini semakin sulit.

Beberapa faktor yang mempersulit jalan Anies adalah status Koalisi Perubahan hingga kondisi koalisi lain yang telah memiliki sosok capres seperti Koalisi Indonesia Raya (KIR) yang menjagokan Prabowo.

"Artinya kans Anies di titik ini hanya sebagai cawapres ketika kelak bergabung ke KIR atau koalisi lain, itu pun juga tak pasti," ungkap Agung.

Menurut Agung, kesempatan Anies menjadi capres 2024 hanya besar jika yang bersangkutan membangun koalisi bersama Partai Demokrat dan PKS.

Namun kini Koalisi Perubahan tengah diuji karena Partai Demokrat dan PKS sama-sama memiliki kader yang ingin mereka usung menjadi pendamping Anies.

"Di titik inilah komitmen Nasdem mencapreskan Anies dan soliditas KPI (Koalisi Perubahan Indonesia) diuji seutuhnya," terang Agung.

Baca juga: Mau Jadi Petugas Pemilu 2024? Daftar Pantarlih Lewat Tahapan, Syarat, dan Berkas yang Diperlukan Ini

 

Ketiga pimpinan parpol Gerindra, PKB dan Nasdem bertemu di Sekber Gerindra-PKB, Jalan Ki Mangunsarkoro 1, Menteng, Jakarta, Kamis (26/1/2023). (KOMPAS.com/ Nissi Elizabeth)

 

NasDem Ancam Bubarkan Koalisi

Sebelumnya, sebuah peringatan keras disampaikan oleh petinggi Partai Nasional Demokrat terkait isu pemilihan presiden (pilpres) 2024.

Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali menyatakan partainya tidak akan segan membubarkan koalisi dengan Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Dikutip TribunWow dari Tribunnews, ancaman yang disampaikan oleh Ali ini masih memiliki kaitan dengan sosok pendamping calon presiden (capres) Partai NasDem yakni Anies Baswedan.

Ali memperingatkan agar jangan ada partai yang memaksakan kehendak di dalam koalisi.

"Kalau ada partai yang memaksakan keinginannya atau mengunci, atau memberikan syarat tertentu untuk mendukung Anies, maka saya pastikan koalisi ini akan bubar, tidak akan terjadi," kata Ali kepada wartawan, Rabu (25/1/2023).

Ali menegaskan bahwa di dalam koalisi tidak boleh ada kepentingan partai pribadi.

Ia menjelaskan, koalisi harus berfokus pada kepentingan bangsa.

"Selalu saya katakan bahwa usulan PKS mencalonkan katakanlah Ahmad Heryawan atau terakhir setuju Khofifah ya kan, dan kemudian Demokrat harus AHY, Nasdem tidak mau menanggapi itu karena Nasdem masih melihat itu sebagai bentuk kedaulatan partai," ucap Ali.

"Nah sehingga kemudian itu hak mereka. Tapi kalau kemudian kita sudah terlibat dalam satu koalisi nah makanya kita bicara untuk kepentingan bersama," tegasnya.

Sampai saat ini calon presiden (capres) dari Partai Nasional Demokrat (NasDem) Anies Baswedan masih belum memutuskan siapa sosok yang akan ia jadikan pendamping di pemilihan presiden (pilpres) 2024 nanti.

Anies yang bahkan belum memiliki koalisi bisa terancam gagal gara-gara persoalan pendamping.

Dikutip TribunWow dari Tribunnews, hal ini disampaikan oleh Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic), Ahmad Khoirul Umam.

Umam menyoroti bagaimana penolakan Anies terhadap tokoh yang diusung oleh Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera dapat berdampak buruk.

"Artinya, jika ada penolakan terhadap nama AHY maupun Aher, hanya akan mengulur proses negosiasi, bisa berujung dead lock, bahkan bisa menggagalkan majunya Anies sebagai capres 2024," kata Umam dalam keterangannya, Sabtu (21/1/2023).

 

Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) saat bertamu ke rumah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, di Lebak Bulus, Jakarta, Selasa (25/10/2022). (Instagram/@aniesbaswedan)

 

Seperti yang diketahui, Partai Demokrat mendorong ketua umum mereka yakni Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai pendamping Anies.

Sementara itu PKS mendorong mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher).

Umam berpendapat, AHY dan Aher akan lebih cocok mendampingi Anies sesuai tagline 'perubahan' ketimbang tokoh seperti Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, mantan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, dan Sandiaga Uno.

(TribunWow.com/Anung/Via)

Artikel ini telah tayang di TribunWow.com dengan judul Ada Kemungkinan Gagal Nyapres di 2024, Anies Baswedan Berpotensi Banting Stir Dampingi Prabowo