PBNU Sindir 'Amplop Kiai' Ketum PPP Suharso Monoarfa

Editor: Lodie Tombeg
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua PBNU, Gus Fahrur dan Ketum PPP Suharso Monoarfa. Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa digoyang dengan isu 'amplop kiai'.

Ia menjelaskan, menyamakan memberi sesuatu kepada kiai dengan politik uang tidaklah bisa dibenarkan seperti pernyatan Suharso.

Sebab, menurut Gus Fahrur, kiai itu melayani dan menjadi rujukan masyarakat, maka tentu saja masyarakat sangat menghormati mereka.

Gus Fahrur menjelaskan, para kiai yang telah menghabiskan waktunya untuk melayani dan memberikan sesuatu kepada kiai itu, biasanya hanyalah sekadar penghargaan.

“Memberikan sesuatu menjadi tradisi, menghormati guru seperti kita bertamu bawa oleh-oleh. Tidak bisa disebut money politic, karena mereka (para kiai) kan bukan penentu kebijakan," jelasnya.

Dia menegaskan justru para politisi yang datang itulah yang mestinya mengerti dan memahami apa yang harus dilakukan saat menjadi tamu.

Baca juga: Masuk Bursa Cawapres dari KIB, Kini Suharso Monoarfa Dibidik KPK terkait Private Jet

Sebelumnya seperti diberitakan di KOMPAS.TV, Suharso Monoarfa sudah minta maaf imbas pernyataan tentang 'amplop kiai' di KPK.

Ia bahkan minta maaf dan menjelaskan, pidato 'amplop kiai' itu tidak pas.

"Mungkin cara memberi contohnya enggak pas. Tetapi meski saya memberikan contoh tidak pas, tolong itu dilihat dalam konteksnya, jangan out of context sehingga jadi beda," kata dia.

Imbasnya, Suharso pun mendapatkan banyak kritikan, termasuk adanya desakan mundur dari sejumlah elit PPP yang memintanya mundur dari kursi ketum imbas pidato tersebut.

(*)