Informasi Kesehatan

Benarkah Air Rebusan Mi Instan Berbahaya? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Air rebusan mi instan sering dianggap menyimpan zat berbahaya karena mengandung penyedap rasa, garam, dan lemak dari proses perebusan.

|
grid.id
TIPS SEHAT -- Tak sedikit orang memilih membuang air rebusan pertama saat memasak mi instan karena percaya cairan tersebut mengandung zat berbahaya mulai dari MSG, garam berlebih, hingga lemak jenuh dari proses perebusan. 

TRIBUNGORONTALO.COM -- Mi instan adalah makanan favorit sejuta umat. Cepat, murah, dan tentu saja nikmat.

Namun di balik kepraktisannya, muncul pertanyaan yang kerap memicu perdebatan: apakah air rebusan mi instan berbahaya bagi kesehatan?

Tak sedikit orang memilih membuang air rebusan pertama saat memasak mi instan karena percaya cairan tersebut mengandung zat berbahaya mulai dari MSG, garam berlebih, hingga lemak jenuh dari proses perebusan.

Air rebusan mi instan sering dianggap menyimpan zat berbahaya karena mengandung penyedap rasa, garam, dan lemak dari proses perebusan

Banyak orang memilih membuangnya sebelum menambahkan bumbu, dengan keyakinan bahwa cairan tersebut bisa berdampak buruk bagi kesehatan.

Baca juga: Ustazah Oki Setiana Dewi Akan Isi Kajian di Kabupaten Gorontalo, Ini Jadwal dan Lokasinya

Baca juga: Kisah Nurlia Herman, Putri Penjual Bensin Eceran Raih Gelar Wisudawan Terbaik UNG dengan IPK 3,92

Mi instan memang dikenal tinggi natrium dan mengandung monosodium glutamat (MSG), dua komponen yang larut ke dalam air rebusan saat dimasak.

Kekhawatiran terhadap kandungan ini mendorong munculnya berbagai anggapan bahwa air rebusan bersifat beracun, memicu penyakit, atau menumpuk di tubuh.

Namun, menurut ulasan dalam Healthline, mengonsumsi mi instan termasuk air rebusannya dalam jumlah sedang kemungkinan besar tidak menyebabkan efek kesehatan yang negatif.

Kandungan MSG dan natrium dalam air rebusan memang tinggi, tetapi tidak bersifat toksik dan masih aman untuk sebagian besar orang.

Masalah muncul ketika konsumsi dilakukan berlebihan. Dalam beberapa produk, secara label gizi, satu bungkus mi instan umumnya dihitung sebagai dua porsi.

Namun dalam praktiknya, kebanyakan orang mengonsumsi seluruh kemasan sekaligus, yang berarti total asupan natrium, kalori, dan lemak juga menjadi dua kali lipat dari yang tertera di label.

Satu bungkus mi bisa mengandung lebih dari 1.700 mg natrium, mendekati batas harian yang disarankan.

Air Rebusan Mengandung Natrium dan MSG, tapi Tidak Beracun

Air rebusan mi instan biasanya menyerap sebagian dari penyedap, garam, dan MSG yang larut selama proses perebusan.

Meskipun MSG sendiri dianggap aman oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat, sejumlah studi menunjukkan bahwa konsumsi berlebih bisa memicu gejala seperti sakit kepala, mual, atau tekanan darah meningkat terutama pada individu yang sensitif terhadap MSG.

Bagi orang sehat dan tidak sensitif, mengonsumsi air rebusan mi sekali-sekali tidak menyebabkan efek negatif langsung.

Baca juga: Cuaca Gorontalo Jumat 22 Agustus 2025 Ini Cerah Hingga Berawan, Nelayan Bisa Beraktivitas Normal

Baca juga: Viral! Bocah Gowa Cari Makanan Sisa Saat Upacara HUT RI, Kini Dapat Hadiah dari Polisi

Namun, jika menjadi kebiasaan, asupan natrium bisa meningkat signifikan. Satu porsi mi instan mengandung sekitar 861 mg natrium, dan dua porsi (satu bungkus utuh) berarti mencapai 1.722 mg, mendekati batas harian yang disarankan.

Nilai Gizi Mi Instan: Rendah Kalori, tapi Juga Rendah Serat dan Protein

Mi instan tergolong makanan rendah kalori. Satu porsi mi rasa daging sapi mengandung 188 kalori, 27 gram karbohidrat, dan 7 gram lemak.

Namun, mi ini juga rendah protein (4 gram) dan serat (kurang dari 1 gram), sehingga tidak cukup mengenyangkan dan berpotensi mendorong konsumsi berlebih.

Selain itu, meskipun mi instan mengandung beberapa mikronutrien seperti zat besi, folat, dan vitamin B, kualitas gizinya tetap rendah jika dijadikan makanan pokok.

Beberapa studi menunjukkan bahwa konsumsi mi instan secara rutin dikaitkan dengan penurunan kualitas pola makan.

Meskipun ada sedikit peningkatan asupan vitamin B tertentu, konsumen mi instan cenderung memiliki asupan lebih tinggi terhadap kalori, natrium, dan lemak, dan lebih rendah protein, vitamin A, dan C.

Studi di Korea Selatan bahkan menghubungkan konsumsi mi instan lebih dari dua kali seminggu dengan peningkatan risiko sindrom metabolik, terutama pada perempuan. Sindrom ini berhubungan dengan peningkatan risiko diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung.

Kesimpulan: Air Rebusan Tidak Berbahaya, tapi Tidak Dianjurkan Dikonsumsi Rutin

Secara ilmiah, air rebusan mi instan bukan zat beracun. Namun, cairan ini membawa kandungan MSG dan natrium tinggi yang sebaiknya dibatasi, terutama jika Anda memiliki tekanan darah tinggi atau sensitif terhadap penyedap rasa.

Baca juga: Minyak Jelantah Kini Bisa Ditukar Jadi Saldo Rupiah, Ini Lokasi Penukarannya

Baca juga: Polisi Tangkap 4 Pelaku Pembunuhan Kepala Bank BUMN, Eksekutor Masih Buron

Jika ingin tetap mengonsumsi mi instan, ada beberapa cara agar lebih sehat:

  • Pilih varian rendah sodium atau terbuat dari biji-bijian utuh.
  • Tambahkan sayur segar dan protein seperti telur atau tempe.
  • Gunakan bumbu secukupnya atau buang air rebusan pertama dan ganti dengan air baru saat menambahkan bumbu.

Mi instan aman dikonsumsi dalam jumlah sedang, tetapi jangan jadikan sebagai makanan pokok. Dan ya, air rebusannya tidak perlu ditakuti, tetapi juga tidak perlu dibiasakan untuk diminum.

 

Artikel ini telah tayang di Kompas.Tv

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved