Polisi Dilaporkan Calon Istri
5 Fakta Terbaru Brimob Gorontalo Hilang di Hari Pernikahan: Tak Bisa Tembus Rumah Calon Istri
Misteri di balik batalnya pernikahan antara Bripka Farhan, anggota Brimob Polda Gorontalo, dan Sukmawati, warga Desa Pangadaa, Kecamatan Dungaliyo,
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo — Misteri di balik batalnya pernikahan antara Bripka Farhan, anggota Brimob Polda Gorontalo, dan Sukmawati (24), warga Desa Pangadaa, Kecamatan Dungaliyo, mulai terkuak.
Sejumlah fakta mengejutkan terungkap dalam pertemuan antar keluarga yang dimediasi oleh institusi kepolisian.
Berikut lima fakta terbaru yang berhasil dirangkum dari berbagai sumber.
1.Farhan Sering Hilang Ingatan dan Tersesat ke Daerah Tak Terduga
Bripka Farhan mengaku sering mengalami hilang ingatan menjelang hari pernikahan.
Ia bahkan sempat tersadar berada di lokasi-lokasi jauh dari rumahnya, seperti Kwandang (Gorontalo Utara), Marisa (Pohuwato), hingga Popayato.
Baca juga: Kejanggalan Bripda Farhan Amnesia di Hari Pernikahan, Keluarga Sukmawati Periksa Jejak Maps
“Setiap mau ke rumahnya atau datang ke rumah Sukma, Farhan sering hilang ingatan dan saat ia sadar sudah ada di tempat lain,” beber Zainuddin Husain, sepupu Sukmawati.
Keluarga pun sempat mengecek ponsel Farhan dan menemukan bahwa titik lokasi di Google Maps memang berpindah-pindah secara tidak wajar.
“Saat kami cek di hp-nya memang titik maps Farhan itu berpindah-pindah,” tegas Zainuddin.
2.Tidak Bisa Menemukan Rumah Sendiri Maupun Rumah Calon Istri
Farhan mengaku bahwa beberapa hari sebelum pernikahan, ia tidak bisa menemukan rumah Sukmawati maupun rumahnya sendiri di Paguyaman.
“Alasan Farhan saat itu memang tidak masuk akal karena ia mengaku tidak bisa tembus datang ke rumah Sukmawati atau pun rumahnya di Paguyaman,” kata Zainuddin.
3.Sukmawati dan Ibunya Sempat Dilarikan ke Rumah Sakit
Akibat kejadian tersebut, Sukmawati mengalami tekanan emosional berat.
Ibunya, Fatmawati Soman, bahkan sempat pingsan dan mengalami kekakuan di bagian mulut hingga harus dirawat di rumah sakit.
“Istri saya mulai syok siang hari, lalu malamnya mulutnya sudah keras. Saya takut terjadi sesuatu, jadi langsung saya bawa ke rumah sakit,” kata Hamid Rahman, ayah Sukmawati.
Sukmawati sendiri juga mengalami trauma dan memilih menutup diri.
“Anak saya pun tadi cara dia melihat ke saya sayup-sayup begitu,” ungkap Hamid.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.