PEMPROV GORONTALO
Rokok Jadi Penyumbang Kemiskinan Terbesar Kedua di Gorontalo, Pantas Wagub Geram
Siapa sangka, setelah beras, rokok justru jadi penyumbang terbesar terhadap garis kemiskinan (GK) di Gorontalo.
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Siapa sangka, setelah beras, rokok justru jadi penyumbang terbesar terhadap garis kemiskinan (GK) di Gorontalo.
Tak main-main, rokok kretek filter menyumbang 9,82 persen terhadap garis kemiskinan di perkotaan, bahkan lebih tinggi lagi di perdesaan, yakni 11,73 persen!
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo per Maret 2025 mencatat, konsumsi rokok berada di posisi kedua.
BPS mencatata bahwa rokok ada dalam daftar komoditas yang paling banyak membebani pengeluaran masyarakat miskin, tepat setelah beras yang memang menjadi kebutuhan utama.
Baca juga: 7 Ribu Warga Gorontalo Keluar dari Status Miskin hanya Dalam Enam Bulan
Artinya, pengeluaran untuk rokok di rumah tangga miskin justru lebih besar ketimbang telur, tomat, atau bahkan biaya pendidikan.
Rokok Lebih “Penting” dari Pendidikan dan Listrik?
Di kategori non-makanan, misalnya, pengeluaran untuk perumahan dan bensin menempati posisi atas, tetapi rokok dari kelompok makanan justru masih lebih besar kontribusinya dibanding listrik, perlengkapan mandi, bahkan pendidikan.
Khusus di desa, rokok bahkan mengalahkan cabai rawit, tongkol, dan telur ayam ras sebagai pengeluaran utama.
Kondisi ini mempertegas fenomena “rokok dulu, makan belakangan” yang kerap dijadikan lelucon, tapi nyatanya mencerminkan realitas ekonomi yang serius.
Tingginya konsumsi rokok di kalangan masyarakat miskin berpotensi memperlambat proses pengentasan kemiskinan.
Uang yang seharusnya bisa dialokasikan untuk gizi anak, pendidikan, atau tabungan, justru habis untuk asap.
Terkait rokok ini juga menjadi perhatian serius Wakil Gubernur Gorontalo, Idah Syahidah.
Beberapa waktu lalu, Idah mengingatkan penerima bantuan sosial agar tak lagi mempertahankan kebiasaan merokok jika masih ingin terdaftar sebagai penerima.
Pernyataan tegas ini disampaikan Idah saat menyalurkan Bantuan Langsung Pangan Pemerintah Provinsi Gorontalo (BLP3G) di lima kantor kecamatan se-Kabupaten Pohuwato, Kamis (10/7/2025).
Baca juga: ChatGPT Bisa Saingi Dokter? Sam Altman Ungkap Fakta Mengejutkan
“Kalau penerima bantuan masih merokok, saya akan coret dari daftar. Karena rokok itu tanda mampu. Bisa beli rokok, berarti bisa juga beli kebutuhan rumah tangga. Lebih baik uangnya untuk kesehatan, untuk anak sekolah,” ujar Idah di hadapan warga.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.