Harga Komoditas Gorontalo
Harga Kelapa di Gorontalo Nyentuh Angka Rp 5 Ribu per Biji
Harga kelapa di Kabupaten Gorontalo mengalami kenaikan meski tergolong tidak signifikan. Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Penulis: Arianto Panambang | Editor: Wawan Akuba
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo — Harga kelapa di Kabupaten Gorontalo mengalami kenaikan meski tergolong tidak signifikan.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Gorontalo menyebut lonjakan ini lebih disebabkan oleh dinamika permintaan pasar dan keterbatasan tenaga pemanjat kelapa di lapangan.
“Kalau harga kelapa sekarang itu masih stabil, walaupun ada kenaikan. Tapi tidak terlalu signifikan,” kata Kepala Bidang Perindustrian Disperindag Kabupaten Gorontalo, Ridwan Mahmud, saat diwawancarai TribunGorontalo.com, Jumat (11/7/2025).
Ridwan menjelaskan, berdasarkan pantauan harga di pabrik pengolahan seperti Trijaya Tangguh, kelapa dihargai Rp4.900 per kilogram, naik tipis dari sebelumnya Rp4.800.
Untuk mencapai berat 1 kilogram, biasanya dibutuhkan lebih dari satu butir kelapa karena rata-rata bobot per butir hanya 0,8–0,9 kg.
Sementara itu, harga kelapa di tingkat petani berkisar antara Rp4.000 hingga Rp5.000 per butir, tergantung ukuran dan kualitas.
Menurut Ridwan, fenomena ini juga tak lepas dari kebutuhan bahan baku oleh industri.
“Trijaya Tangguh itu sangat membutuhkan bahan baku kelapa dalam jumlah besar. Mereka mengikuti kondisi pasar karena permintaan tinggi,” ungkapnya.
Faktor lain yang memengaruhi pasokan kelapa adalah semakin langkanya tenaga pemanjat kelapa.
“Pemanjat semakin berkurang. Kalau pun ada, mereka kadang lebih memilih bekerja di sektor lain seperti panen jagung atau padi. Setelah itu baru kembali ke kelapa,” tambah Ridwan.
Selain kebutuhan lokal, permintaan pasar global juga memicu pergerakan harga. Salah satu yang tengah tinggi saat ini adalah ekspor kelapa gelondongan ke China.
Kelapa jenis ini, yang dikenal di kalangan pedagang sebagai "kelapa kupas babi" yaitu kelapa yang dikupas sebagian namun masih menyisakan sabut, ini sangat diminati di pasar luar negeri.
“Permintaan ekspor kelapa gelondongan itu cukup tinggi. Biasanya sekali kirim bisa sampai 10 hingga 20 ton. Ini sangat menarik bagi para pelaku usaha,” kata Ridwan.
Di Kabupaten Gorontalo, sentra penghasil kelapa tersebar di sejumlah wilayah seperti Bongomeme, Batudaa, Pulubala, dan Isimu.
Namun, kebutuhan ekspor tak hanya dipenuhi dari daerah ini saja, melainkan juga dari kabupaten tetangga seperti Boalemo dan Pohuwato.
Meski demikian, Ridwan melihat tren kenaikan harga kelapa sebagai kabar baik bagi petani.
“Ini positif untuk ekonomi petani. Hanya saja ke depan, pengembangan komoditas kelapa perlu lebih digiatkan,” pungkasnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.