Berita Viral
Ibu Balita Diminta Tinggalkan Anaknya di Stasiun, KAI Disorot, Petugas Terancam Sanksi
Peristiwa itu dialami Sri Uswha Ningrum (29) pada Minggu, 20 Juni 2025. Saat itu, Sri bersama rombongan keluarganya yang berjumlah 30 orang.
TRIBUNGORONTALO.COM––Video viral seorang ibu yang diminta meninggalkan anak balitanya di Stasiun Mandai karena tak memiliki tiket memicu kemarahan publik dan membuat PT Kereta Api Indonesia (KAI) serta mitra operasionalnya jadi sorotan.
Peristiwa itu dialami Sri Uswha Ningrum (29) pada Minggu, 20 Juni 2025. Saat itu, Sri bersama rombongan keluarganya yang berjumlah 30 orang hendak pulang ke Pangkep menggunakan KA rute Barru–Maros. Namun, mereka mendapati tiket kereta telah habis.
Kronologi Kejadian
Petugas KAI yang menyuruh balita agar ditinggal di stasiun gegara tak punya tiket mendapatkan kecaman dari masyarakat.
Petugas KAI yang sombong ini tega menyuruh orangtua agar meninggalkan anaknya yang berusia 2 tahun karena tidak memiliki tiket.
Video yang terjadi Stasiun Mandai, Maros, Sulawesi Selatan viral di media sosial.
Tak cuma warganet yang geram, pejabat PT KAI juga geram dan angkat bicara.
Baca juga: Gempa Bumi Terkini dengan SR 2,2 Menguncang Wilayah Sulawesi, Indonesia BMKG: Kedalaman 125Km
Peristiwa ini bermula dialami oleh Sri Uswha Ningrum (29), ibu dari balita tersebut, pada Minggu (20/6/2025).
Setelah kejadian itu viral di media sosial, nasib petugas kereta api tersebut menjadi sorotan.
Saat itu, Sri dan 30 anggota keluarganya hendak pulang ke Pangkep menggunakan KA rute Barru-Maros.
Akan tetapi, sesampainya di Stasiun Mandai, mereka ditolak naik kereta karena tiket sudah habis.
"Yang kami tidak terima karena petugas KAI itu mengatakan, ‘Tidak bisa berangkat ini anak, tiket sudah habis, simpan saja ini anak di sini’. Padahal anak kami masih di bawah umur, masa kami tega meninggalkan anak kami di stasiun sendirian,” kata Sri, Rabu (25/6/2025), dikutip dari Kompas.com.
Merasa tersinggung dengan sikap petugas, Sri pun naik pitam dan membentak petugas laki-laki yang menurutnya bersikap tidak sopan.
Karena petugas itu tidak melayani kami dengan baik dan bicara seolah-olah dia merasa paling hebat.
Di situlah kami tidak terima sebagai pelanggan.
Sehingga kami sempat emosi karena perlakuan tersebut,” ujarnya.
Kejadian itu pun sempat dilerai oleh sekuriti.

Sri dan keluarganya pun tetap tidak bisa naik kereta karena sudah penuh, meski mereka siap membeli tiket tambahan.
Akhirnya, mereka pulang menggunakan ojek online.
Nasib Petugas Kereta Api
Kepala Balai Pengelola Kereta Api Sulawesi Selatan (BPKASS), Deby Hospital, meminta maaf atas ketidaknyamanan yang dialami oleh penumpang.
Ia berjanji akan menanggapi kasus ini dengan serius.
Baca juga: Begini Notifikasi Kemnaker jika Anda Berhak Terima BSU, Ikuti Cara Cek Validasi BSU 2025
"BPKASS memahami dan menyesalkan ketidaknyamanan yang dialami oleh penumpang sebagaimana terlihat dalam unggahan media sosial yang beredar. Unggahan tersebut menjadi perhatian serius kami," ujar Deby.
Ia menegaskan bahwa petugas yang terlibat adalah pegawai dari PT Angkasa Pura Support (APS) yang bertugas sebagai pendukung layanan operasional di stasiun.
"Kami memastikan bahwa kejadian ini sedang ditangani secara menyeluruh, termasuk penelusuran kronologi secara objektif, evaluasi prosedur pelayanan serta penegakan sanksi disipliner kepada petugas terkait apabila terbukti melanggar standar pelayanan atau etika kerja," tegasnya.
Adapun, langkah korektif yang diambil oleh BPKASS, yaitu pembinaan dan sanksi kepada petugas APS yang terlibat, pelatihan ulang (refreshment training) soal pelayanan prima dan nilai-nilai hospitality, dan evaluasi sistem boarding dan pemeriksaan penumpang di seluruh stasiun di wilayah BPKASS.
Ia juga mengimbau seluruh penumpang untuk mematuhi ketentuan perjalanan, termasuk kebijakan bahwa anak-anak wajib memiliki tiket demi keselamatan dan keteraturan bersama.
"Kami sangat menghargai setiap masukan, kritik, maupun perhatian dari masyarakat. Semua itu menjadi bagian penting dari upaya kami untuk terus memperbaiki dan mengembangkan layanan transportasi publik yang inklusif dan berkualitas," katanya.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.