Berita Gorontalo
Empat Bulan Pasca Banjir Bandang, Warga Talumolo Masih Bertahan di Tengah Reruntuhan
Empat bulan telah berlalu sejak banjir bandang memorak-porandakan Desa Talumolo, Kecamatan Dumbo Raya, Kota Gorontalo.
Reporter: Inayah Nuraulia Mokodongan
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Empat bulan telah berlalu sejak banjir bandang memorak-porandakan Desa Talumolo, Kecamatan Dumbo Raya, Kota Gorontalo.
Namun hingga kini, luka yang ditinggalkan air bah itu belum benar-benar mengering.
Warga masih berjibaku memulihkan kehidupan, di tengah rumah yang setengah roboh, jalan berlumpur, dan jembatan darurat hasil swadaya.
Elwin Tuhi adalah satu dari sekian banyak warga yang masih merasakan getir dampak bencana itu.
Ia menunjuk ke bangunan semi permanen yang dulunya dapur rumah mertuanya.
Kini, dindingnya miring, atapnya bolong, dan lantainya penuh timbunan lumpur.
"Ini rumah mertua saya, bagian dapurnya roboh waktu banjir bandang kemarin," ucap Elwin sambil menatap reruntuhan dapur dengan tatapan kosong.
Bantuan? Elwin menggeleng. Menurutnya, usai banjir besar di Februari lalu, bantuan pemerintah hanya datang sekali, berupa paket makanan saat Ramadan.
"Untuk renovasi rumah belum ada sampai sekarang," ujarnya.
Meski rumah mertuanya rusak parah, keluarga itu masih menetap di sana.
"Walaupun penuh dengan tumpukan tanah, tetap ada yang tinggal di sini. Mau bagaimana lagi?" katanya pasrah.
Tak hanya rumah mertuanya, rumah Elwin sendiri juga sempat tergenang banjir bandang yang datang susulan pada Maret lalu.
Kini, ia bersama warga lainnya berusaha memperbaiki kerusakan secara mandiri.
Salah satunya dengan membangun jembatan kecil di samping rumah menggunakan dana pribadi.
“Sama seperti jembatan di samping rumah saya ini, itu dibangun sendiri,” katanya.
Kondisi serupa juga dirasakan oleh Ketua RT 1 Desa Talumolo, Hiru Darise.
Ia menjelaskan bahwa pemulihan masih sangat terbatas dan sebagian besar dilakukan secara swadaya.
"Perbaikan terus dilakukan, seperti aliran air ini masih terus digali kembali karena lumpur masih sering menumpuk meski hanya hujan sebentar," jelasnya.
Hiru mengakui bahwa bantuan pemerintah untuk perbaikan rumah belum juga kunjung datang.
“Mungkin akan ada, tapi kami belum tahu kapan. Warga sudah mulai membenahi sendiri, termasuk saya. Rumah saya juga salah satu yang terdampak parah,” katanya.
Hingga kini, wajah Desa Talumolo masih menampakkan bekas luka banjir.
Tumpukan lumpur di pekarangan rumah dan jalan lingkungan membuat tekstur tanah menjadi tidak rata.
Beberapa fasilitas umum, termasuk jembatan di depan masjid, masih dalam proses pembersihan.
Pada Selasa (24/6/2025), satu alat berat terlihat sedang mengeruk endapan tanah dari bawah jembatan itu. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.