Berita Viral
Bukan Hanya di Gorontalo, Mie Gacoan di Sulsel Juga Ditutup Sementara, Ini Penyebabnya
Tak hanya di Gorontalo, tenyata Mie Gacoan di Sulawesi Selatan pun ikut ditutup. Ini alasannya
TRIBUNGORONTALO.COM -- Mie Gacoan di Gorontalo lagi ramai diperbincangkan.
Hanya karena upah buruh yang tak kunjung dibayarkan mengakibatkan resto ini di tutup sementara oleh Pemerintah Kota Gorontalo.
Namun, tak hanya di Gorontalo, ternyata di Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel) juga ditutup.
Mie Gacoan di Gowa di tutup pada Selasa (17/6/2025).
Baca juga: Dana BSU BPJS Ketenagakerjaan 2025 Tak Kunjung Cair? Ini 3 Penyebabnya
Tak hanya Mie Gacoan, Richeese Factory dan RM Cang Kuning juga ditutup.
Di depan gerai juga telah dipasang spanduk pemberitahuan mengenai penutupan sementara.
Dalam spanduk bertuliskan bahwa Pemerintah Kabupaten Gowa melalui Satuan Polisi Pamong Praja menghentikan sementara operasional tempat usaha karena melanggar Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Gowa Nomor 04 Tahun 2014 tentang Bangunan Gedung.
"Barang siapa merusak segel ini dapat dikenakan sanksi pidana Pasal 232 ayat 1 KUHP," demikian tertulis dalam spanduk.
Lantas mengapa resto Mie Gacoan itu ditutup?
Baca juga: Rilis di Indonesia, Harga HP Nubia Focus 2 5G Terungkap, Punya Kamera AI 108 MP dan RAM hingga 20 GB
Plt Kasat Pol Umar Madjid mengatakan Mie Gacoan, Cang Kuning, dan Richeese Factory ditutup sementara karena tidak memiliki izin Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) dan Sertifikat Laik Fungsi (SLF).
"Tadi pagi kami tindak bersama tim terpadu," kata Umar Madjid saat ditemui di Kantor Satpol PP Gowa, Senin (16/6/2025).
Selain Satpol PP, penutupan juga melibatkan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), Dinas PU, Dinas Perkimtan dan TNI-Polri.
"Batas waktunya tidak ada. Jadi ini tindakakan penutupan sementara sampai terbit PBG dan SLFnya," kata Umar Madjid.
Baca juga: Empat Pulau Sengketa yang Masuk Ke Sumut Kini Kembali ke Aceh Gegara Dokumen Ini
"Jika sudah ada PBG dan SLF nya baru bisa buka kembali," jelasnya.
Respon Manajemen Mei Gacoan dan Richeese Factory
Tribun-Timur.com telah berupaya mengkonfirmasi hal ini kepada pihak manajemen Me Gacoan dan Richeese Factory.
Namun, pihak manajemen Me Gacoan menolak ditemui.
Seorang karyawan Me Gacoan menyebut bahwa urusan izin bukan wewenang mereka.
“Kalau soal izin, itu bukan kewenangan kami. Manajemen juga sedang sibuk. Untuk PBG, katanya sementara diurus oleh pihak konsultan,” ujarnya.
Pernyataan serupa juga disampaikan oleh karyawan Richeese Factory.
Baca juga: Siap-Siap! Sekolah Kedinasan 2025 dari IPDN hingga STAN Buka 3.252 Kursi, Ini Jadwal Lengkapnya
“Saya tidak bisa berkomentar soal perizinan. Ada tim konsultan sendiri yang mengurusnya,” katanya singkat.
Richeese Factory
Richeese Factory merupakan quick service restaurant (QSR) atau restoran cepat saji, di mana hampir semua menunya disajikan dengan saus pedas dan saus keju atau cheese sauce yang melimpah.
Menu dan olahan Richeese Factory banyak digemari masyarakat, khususnya remaja, yang menyukai keju dan makanan pedas.
Richeese Factory adalah salah satu jaringan restoran cepat saji yang dimiliki oleh PT Richeese Kuliner Indonesia.
Hingga 2024, Richeese Factory telah memiliki 176 outlet yang tersebar di sejumlah kota di Indonesia.
Baca juga: Ngaku Tak Pernah Hitung, Bendahara di RS Curup Ludeskan Rp516 Juta untuk Judi Online dan Foya-foya
Diantaranya di Kota Bandung, Bekasi, Tangerang, Bogor, Jakarta, Cirebon, Tegal, Semarang, Surabaya, dan Bali.
Adapun PT Richeese Factory merupakan anak perusahaan dari Nabati Group, yang juga membawahi PT Kaldu Sari Nabati Indonesia (KSNI).
Perusahaan tersebut bergerak di industri makanan dan minuman ringan.
Tidak ada informasi lebih lanjut mengenai kepemilikan Richeese Factory atau PT Richeese Kuliner Indonesia.
Namun, berdasarkan laman profil LinkedIn, jabatan Chief Of Operations atau COO PT Richeese Kuliner Indonesia diduduki oleh Kenny Chong yang berasal dari Bandung, Jawa Barat.
Richeese Factory hadir pertama kali di Indonesia pada 8 Februari 2011.
Baca juga: Guru Sekolah Swasta Elite di Bekasi Resaign Massal, Diduga Akibat Tugas di Luar Jobdesk
Kala itu, outlet pertamanya berada di Paris Van Java Mall, Bandung, Jawa Barat.
Mie Gacoan
Mie Gacoan terkenal karena menjual mi goreng pedas dengan harga murah, strategi yang dirancang untuk menargetkan khalayak muda.
Per tahun 2025, Mie Gacoan memiliki lebih dari 280 gerai di seantero Indonesia, dengan jumlah terbanyak di Pulau Jawa.
Pemilik Mie Gacoan adalah Anton Kurniawan.
Ia pendiri dan CEO dari PT Pesta Pora Abadi, perusahaan yang menaungi merek Mie Gacoan.
Meskipun nama Harris Kristanto sering disebut-sebut sebagai pemilik, ia sebenarnya menjabat sebagai Chief Operating Officer (COO) di PT Pesta Pora Abadi.
Baca juga: Ramalan Zodiak Libra Scorpio Sagiarius Hari Ini 18 Juni 2025: Cinta, Kesehatan, Karier, Keuangan
Seperti yang tertera pada profil LinkedInnya, Harris Kristanto menjabat COO Mie Gacoan.
Hal ini kemballi ditegaskan Harris melalui bio Instagramnya.
Anton Kurniawan memulai Mie Gacoan di Malang pada tahun 2016.
Dilansir dari situs Jobstreet, PT Pesta Pora Abadi kini sudah memiliki lebih dari 10.000 orang karyawan dan berbasis di kota Malang, Jawa Timur. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.