Berita Nasional Terkini
Rocky Gerung 'Hajar' Dedi Mulyadi dengan Teori, Balasannya Sindiran Menohok
Pengamat politik, Rocky Gerung, melancarkan serangkaian kritik terhadap Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Ia berpendapat bahwa kondisi ini menjadi salah satu faktor yang menyebabkan larisnya "kedangkalan" dalam politik.
"Hanya dalam masyarakat dengan tingkat IQ 78, kedangkalan semacam itu laku. Dan kita masih berada dalam kondisi tersebut. Saya telah memeriksa data dari WHO dan Bank Dunia, dan datanya masih menunjukkan angka 78," jelasnya.
Bagaimana respons Dedi Mulyadi terhadap kritik-kritik tersebut?
Menghadapi serangan bertubi-tubi dari Rocky Gerung, Dedi Mulyadi memberikan jawaban yang bernada elegan.
Ia memilih untuk tidak terlalu mempedulikan kritik-kritik keras yang terus ditujukan kepadanya, termasuk dari Rocky Gerung.
Ia lebih memilih untuk fokus pada pelaksanaan kebijakan dan memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
Setelah menerima berbagai komentar negatif, Dedi Mulyadi memberikan jawaban yang santai, bahkan menyertakan sindiran balik yang tajam kepada Rocky Gerung.
Ia menyinggung tentang pemikiran yang dianggap dangkal, namun mampu memberikan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat luas.
Menurutnya, hal itu lebih baik daripada memiliki pemikiran yang dianggap hebat, namun justru menjatuhkan orang lain.
"Saya lebih memilih menjadi orang yang memiliki pemikiran dangkal, namun mampu menumbuhkan hamparan tanaman," tulis Dedi Mulyadi di akun Instagramnya, @dedimulyadi71.
"Daripada menjadi orang yang mengakui bahwa pemikirannya mendalam, namun justru membuat banyak orang tenggelam," lanjutnya.
Dedi Mulyadi juga memberikan tanggapan terkait julukan "Gubernur Lambe Turah", yang dilontarkan oleh anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PKB, Andi Muawiyah Ramly.
Ia mengaku tidak terlalu memusingkan julukan tersebut.
"Keun bae Aing mah disebut 'Gubernur Lambe Turah' ge, da rata-rata jelma sok hayang asup ka 'Lambe Turah'," ujarnya, Rabu, seperti yang dikutip dari TribunJabar.id.
Dedi Mulyadi menegaskan bahwa julukan apa pun yang ditujukan kepadanya tidaklah penting.
Menurutnya, yang lebih penting adalah realisasi janji politik dan program kerjanya sebagai gubernur, serta terwujudnya cita-cita untuk menyejahterakan masyarakat.
"Edek dibere gelar gubernur naon wae ge teu penting, nu penting mah naon nu di janjikeun ka rakyat di wujudkeun," imbuhnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.