Berita Viral
Viral, Bripda Adi Qori Jago Merias Bak MUA Profesional, Kini Dapat Julukan Sebagai Polisi Budata
Sebuah video memperlihatkan seorang polisi jago merias bak MUA profesional, viral di media sosial. Momen Bripda Adi Qori sedang merias seorang wanita.
Briptu Adi Qori menceritakan sebelum menjadi polisi dirinya pernah menempuh pendidikan di perguruan tinggi seni selama 4 tahun.
Bahkan ia telah memiliki gelar S.Sn atau Sarjana Seni.
Kini, posisi Briptu Adi Qori di kepolisian pun telah memiliki pangkat Bripda.
“Digembleng 4 Tahun di Jurusan Seni langsung digembleng Sekolah Polisi Negara, Indonesia itu Berdiri Melalui Perjalanan Sejarah yang panjang, Indonesia tidak Lepas dari Adiluhung Budaya dan Keberagaman Suku yang penuh Persatuan,” tulis dalam keterangan videonya.
Meski sudah menjadi polisi, rupanya Bripda Adi Qori masih aktif menekuni dunia seni.
Bahkan ia memiliki sanggar yang langsung dikelolanya sendiri.
Karena kiprahnya tersebut, Bripda Adi juga mendapat julukan sebagai Polisi Budata.
Ternyata tak hanya merias, Bripda Adi juga memiliki kegemaran menari tarian tradisional.
Hal itu terlihat dari beberapa unggahannya di media sosialnya tersebut.
Dikutip dari BanjarmasinPost.co.id ( grup TribunJatim.com ), Bripda Adi Qori mengaku mulai tertarik dunia seni tari sejak duduk di bangku SD dan baru mengembangkan saat SMP.
Baca juga: Respon Bupati Sofyan Puhi Soal Calon Sekda Kabupaten Gorontalo Eks Anggota Hizbut Tahrir Indonesia
Hingga saat ini ia mempunyai dua sanggar yang telah menampung sekitar 400 anak didik.
Bahkan berkat dedikasinya tersebut, Bripda Adi Qori juga mendapat penghargaan kepolisian resor sebagai inovator bidang seni.
Meski begitu, untuk mendapatkan apresiasi tersebut, ternyata perjalanan Bripda Adi menekuni seni khususnya tari itu dipandang sebelah mata.
Ia harus menghadapi toxic masculinity, di mana profesinya sebagai polisi dinilai bertolak belakang dengan bidang seni yang kerap dinilai lebih feminis.
Meski begitu, pandangan dan komentar negatif itu justru membuatnya semakin semangat untuk menunjukkan kepada publik bahwa kesenian bukan soal gender melainkan dedikasi, kreativitas dan bakat.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.