Berita Gorontalo

Kadis PPPA Gorontalo Ajak Perempuan Jadi Pemimpin, Teladani Semangat Kartini di Era Modern

Dalam rangka memperingati Hari Kartini, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Provinsi Gorontalo, dr. Yana Yanti Suleman, m

Editor: Wawan Akuba
Humas
KADIS PPPA -- Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Provinsi Gorontalo, dr. Yana Yanti Suleman yang hadir sebagai narasumber Latihan Kepemimpinan Perempuan dengan tema “Perempuan Berdaya, Perempuan Pemimpin: Meneladani Semangat Kartini di Era Modern", Rabu (23/04/2025). 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Dalam rangka memperingati Hari Kartini, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Provinsi Gorontalo, dr. Yana Yanti Suleman, menekankan pentingnya penguatan peran perempuan sebagai pemimpin di berbagai sektor.

Pesan tersebut ia sampaikan saat menjadi narasumber dalam kegiatan Latihan Kepemimpinan Perempuan yang digelar Badan Kerja Sama Organisasi Wanita (BKOW) bekerja sama dengan Universitas Bina Mandiri (UBM) Gorontalo, Rabu (23/04/2025).

Dengan mengusung tema “Perempuan Berdaya, Perempuan Pemimpin: Meneladani Semangat Kartini di Era Modern,”.

Kegiatan ini diikuti oleh puluhan peserta dari organisasi perempuan, mahasiswa, hingga komunitas lokal yang memiliki semangat untuk memperkuat posisi perempuan dalam pengambilan keputusan publik.

Yana mengungkapkan bahwa secara nasional, Indeks Ketimpangan Gender (IKG) menunjukkan tren membaik dalam lima tahun terakhir. Namun, masih ada tantangan yang nyata.

“Meski secara nasional IKG menurun, masih ada enam provinsi yang justru mengalami peningkatan ketimpangan. Ini menjadi sinyal bahwa perjuangan kita belum selesai,” tegasnya.

Ia menyebutkan bahwa Provinsi Gorontalo patut berbangga karena berhasil menurunkan IKG dari 0,443 pada tahun 2021 menjadi 0,391 pada tahun 2023.

“Ini menunjukkan bahwa perempuan Gorontalo semakin berdaya, semakin punya ruang dan pengaruh dalam masyarakat,” ujar dr. Yana.

Namun demikian, ia tetap menyoroti tantangan klasik yang masih dihadapi perempuan, mulai dari bias gender, stereotip budaya, beban ganda, hingga keterbatasan akses terhadap pendidikan dan pelatihan.

“Pemberdayaan perempuan bukan hanya isu perempuan, ini adalah fondasi bagi perubahan sosial,” tandasnya.

Menurut Yana, momentum Hari Kartini seharusnya dijadikan panggung untuk menguatkan jaringan kolaborasi lintas sektor.

Tujuannya menciptakan ruang yang aman, adil, dan inklusif bagi perempuan untuk tumbuh dan memimpin.

Sementara itu, Rektor UBM Gorontalo, Titin Dunggio, menegaskan bahwa perempuan masa kini perlu memiliki daya saing berbasis pendidikan, ekonomi, teknologi, dan kepercayaan diri.

“Perempuan Indonesia bisa menjadi wirausaha tangguh maupun profesional hebat. Yang penting, mereka harus terlibat aktif dalam setiap pengambilan keputusan,” ujarnya.

Titin juga mengingatkan bahwa pemimpin perempuan modern harus visioner, peka secara sosial, problem solver, dan mampu menjadi inspirasi di lingkungannya.

Kegiatan ini ditutup dengan ajakan kepada seluruh peserta untuk terus meneladani semangat juang R.A. Kartini dalam memperjuangkan hak dan peran perempuan di tengah arus perubahan zaman.(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved