Polemik Bank SulutGo
Adhan Dambea Sebut Gubernur Sulut YSK Minta Bertemu Lewat Gerindra: Buat Apa Ketemu Saya?
Wali Kota Gorontalo Adhan Dambea, menyebut Gubernur Sulawesi Utara Mayjen TNI (Purn) Yulius Selvanus Komaling (YSK) meminta bertemu dirinya.
Penulis: Arianto Panambang | Editor: Fadri Kidjab
TRIBUNGORONTALO.COM – Wali Kota Gorontalo Adhan Dambea, menyebut Gubernur Sulawesi Utara Mayjen TNI (Purn) Yulius Selvanus Komaling (YSK) meminta bertemu dirinya.
Hal diketahui Adhan saat dihubungi oleh pihak DPP Partai Gerindra.
"Ada permintaan dari Gubernur Sulawesi Utara lewat partai. Tadi dari partai sudah telepon saya. Diminta untuk memediasi Gubernur Sulut bisa ketemu dengan saya," ungkap Adhan saat diwawancarai di rumah dinas Wali Kota Gorontalo, Selasa (15/4/2025).
Namun permintaan tersebut ditanggapi dingin oleh Wali Kota Gorontalo dua periode itu.
"Logikanya, kalau dia tidak merasa bersalah, buat apa ketemu saya? Saya kan cuma Wali Kota Gorontalo bukan Wali Kota Sulawesi Utara, tentu untuk minta maaf," tutur Adhan.
Ia menilai sikap Gubernur Sulut dalam polemik BSG mencederai masyarakat Gorontalo.
"Kalau cerita maaf, itu soal biasa," terangnya.
Saat disinggung apakah pertemuan dengan Gubernur Sulut bisa memengaruhi keputusan Pemkot Gorontalo menarik dana dari BSG, Adhan membantahnya.
"Ah, itu lain lagi ceritanya. Tidak ada, tidak ada," tegasnya.
Sebelumnya Wali Kota Gorontalo, Adhan Dambea, menerima kunjungan Direktur Utama Bank SulutGo (BSG) beserta jajarannya di rumah dinas Wali Kota Gorontalo, pada Rabu (10/4/2025) sore.
Baca juga: BSG Tawarkan Posisi Direksi dan Komisaris ke Adhan Dambea, Begini Reaksi Wali Kota Gorontalo
Pertemuan yang berlangsung selama sekitar 15 menit itu diwarnai dengan sejumlah penawaran dari pihak BSG.
Adhan Dambea lantas ditawari posisi Komisaris dan Direksi untuk perwakilan Gorontalo.
“Dirut BSG datang menawarkan penambahan satu Komisaris dan satu Direksi. Jadi total menjadi 6, karena sebelumnya masing-masing 5. Mereka minta dua nama dari Gorontalo untuk dimasukkan,” ujar Adhan Dambea seusai pertemuan, Selasa.
Wali Kota Gorontalo itu menegaskan bahwa dirinya tidak mempersoalkan calon pimpinan BSG.
“Bagi saya siapa pun boleh, yang penting punya kemampuan di bidang Perbankan,” tegasnya.
Adhan juga menekankan Pemerintah Kota Gorontalo belum menandatangani MoU dengan bank selain BSG.
Oleh karena itu, ia berencana berkomunikasi dengan para bupati sebelum mengambil keputusan final.
“Saya bilang ke BSG tadi, ini bukan hanya masalah saya tapi juga menyangkut daerah lain. Saya akan bicara dengan bupati-bupati lainnya. Kita akan bahas bersama,” ungkapnya.
Meski begitu, Adhan tak menutup pintu sepenuhnya terhadap tawaran BSG.
Ia menyebut, Pemerintah Kota Gorontalo akan mengkaji semua usulan yang disampaikan pihak BSG.
“Kami masih akan kaji dulu apakah tawaran itu benar-benar menguntungkan bagi daerah. Terutama yang berkaitan dengan dana pemerintah kota yang saat ini ditempatkan di BSG,” tambahnya.
Dalam pertemuan itu, Adhan juga menyampaikan kekecewaan mendalam atas perlakuan BSG terhadap Provinsi Gorontalo.
“Masalahnya bukan cuma soal hasil RUPS, tapi lebih dalam soal penghargaan terhadap masyarakat Gorontalo. Saya sampaikan langsung, ini bentuk pelecehan,” beber Adhan.
Polemik BSG
Diberitakan TribunGorontalo.com sebelumnya, sejumlah kepala daerah berencana akan menarik dana dari BSG.
Adhan Dambea selaku Wali Kota Gorontalo hingga Rum Pagau Bupati Boalemo kini mulai menginiasi pembentukan bank daerah.
“Ini bentuk pelecehan terhadap Gorontalo, tidak ada penghargaan,” ujar Adhan kepada TribunGorontalo.com, Rabu (9/4/2025).
Menurutnya, pengangkatan komisaris baru tersebut tidak mencerminkan semangat kolektif antardaerah pemegang saham.
Justru ia menilai, nama-nama yang ditunjuk lebih mengarah pada orang-orang dekat Gubernur Sulawesi Utara, seperti mantan kepala daerah dan kerabat pejabat tinggi.
Adhan menjelaskan bahwa seluruh dana yang selama ini disimpan di BSG, termasuk kas daerah dan pembayaran gaji aparatur sipil negara (ASN), akan dipindahkan ke bank lain.
“Soal teknis gaji itu bukan urusan kita, itu urusan BSG. Yang jelas uangnya akan kita pindahkan,” tegasnya.
Untuk dana yang butuh persetujuan dari pusat, seperti Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus, Pemkot akan segera berkonsultasi dengan Kementerian Keuangan, baik yang ada di Gorontalo maupun langsung ke Jakarta.
“Kalau dana yang dikelola pemkot sendiri, kita bisa langsung eksekusi. Tapi untuk yang lain kita konsultasikan,” ujarnya.
Di sisi lain, Adhan mendorong pembentukan bank daerah milik Gorontalo sendiri.
Ia menilai ini sebagai jalan keluar agar ke depan daerah tidak lagi bergantung pada kebijakan dari luar yang tidak berpihak.
“Insyaallah lewat Pak Jusuf Kalla, saya akan coba bertemu Chairul Tanjung. Kita ingin bangun bank milik rakyat Gorontalo. Kalau bisa modal awal Rp1 triliun, itu sudah cukup lah,” katanya.
Pada kesempatan lain, Bupati Boalemo Rum Pagau menyesalkan pihak BSG yang tidak mengikutsertakan perwakilan Gorontalo dalam bursa komisaris BSG.
Padahal, ia menilai pemerintah Kabupaten Gorontalo dan Kota Gorontalo termasuk pendiri Bank SulutGo.
"Kami memberikan masukan tadi untuk komisaris dan direksi, minta ada perwakilan Gorontalo," ujar Rum Pagau kepada wartawan beberapa waktu lalu.
Kini Bupati Boalemo akan menarik semua dana milik daerah dari Bank SulutGo.
"Saya akan perintahkan dana yang ada di Bank Sulut sekarang," tegasnya.
Tak hanya itu, Rum Pagau akan mengevaluasi masalah RUPS ini dengan kepala daerah di Gorontalo.
"Kita akan mendirikan bank baru. Bank daerah Gorontalo yang tentunya para pesaham orang-orang Gorontalo termasuk Pak Sandiaga Uno," tuturnya.
(TribunGorontalo.com/Arianto Panambang)
(TribunGorontalo.com/Arianto Panambang)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/gorontalo/foto/bank/originals/Wali-Kota-Gorontalo-Adhan-Dambea-saat-diwawancarai-wartawan.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.