Human Interest Story
Sintia Putri Narsem Siswa SMK 1 Bulango Selatan, Seniman Muda yang Bercita-cita jadi Perawat
Sintia Putri Narsem (16) merupakan siswa SMK 1 Bulango Selatan, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo.
TRIBUNGORONTALO.COM – Sintia Putri Narsem (16) merupakan siswa SMK 1 Bulango Selatan, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo.
Sintia dikenal sebagai siswa berbakat di bidang seni.
Ia kerap mengikuti Festival Lomba Seni Siswa Nasional atau dikenal FLS2N.
Sintia juga pernah mengikuti lomba cipta puisi tingkat provinsi, hingga menari dalam ajang seni di museum.
Sintia mengikuti jejak sang kakak yang merupakan seorang musisi.
"Dari kecil saya memang sudah pintar menyanyi. Kakak saya seorang musisi, jadi saya banyak belajar dari dia," ungkap Sintia.
Ayah Sintia berasal dari Kota Palu, Sulawesi Tengah. Sementara ibunya penduduk asli Gorontalo.
Saat memasuki kelas 5 SD, Sintia meninggalkan sekolahnya di Palu Barat. Ia dan keluarganya pindah dan menetap di Gorontalo.
Sintia adalah anak paling bungsu dari enam bersaudara. Empat kakaknya sudah menikah, sedangkan satu lainnya telah bekerja.
Dalam setiap langkahnya, kedua orang tua Sintia selalu memberikan dukungan penuh.
"Orang tua saya sangat mendukung saya untuk ikut lomba-lomba tersebut," katanya.
Selain itu, sang kakak yang berprofesi sebagai penyanyi juga sering mengajak Sintia ketika tampil di berbagai tempat seperti kafe dan restoran.
Hal ini membuatnya semakin percaya diri saat tampil di depan banyak orang.
Saat ini, Sintia lebih memprioritaskan pendidikannya karena tengah duduk di kelas 12 SMK.
Ia pun mengurangi keterlibatannya dalam kompetisi seni dalam waktu dekat.
Awal mula tertarik bernyanyi
Sejak masih pelajar SMP 1 Tapa, ia sudah aktif mengikuti lomba-lomba menyanyi dan puisi.
Bahkan, Sintia pernah mewakili daerahnya dalam lomba menyanyi di Kota Manado, Sulawesi Utara.
Salah satu pengalaman yang paling berkesan baginya adalah saat ia diundang oleh Bupati Bone Bolango, Hamim Pou.
Kala itu Sintia diminta bernyanyi sambil memainkan alat musik tradisional Gorontalo, Polopalo di Benteng Otanaha.
Baca juga: Detik-detik Longsor di Pabean Kota Gorontalo, Material Pasir Bertamu ke Rumah Warga
Selain dunia tarik suara, bakat Sintia dalam membaca dan menciptakan puisi juga mendapat dukungan penuh dari guru-gurunya.
"Karena saya bisa mengekspresikan wajah saya dengan baik, guru-guru saya mendukung saya untuk ikut lomba puisi, sampai akhirnya saya bisa juara di setiap lomba di sekolah dan juga di tingkat provinsi," tambahnya.
Setelah lulus SMA nanti, Sintia sejatinya ingin menjadi seorang perawat.
Namun karena kondisi keluarga, ia memutuskan ingin bekerja selama satu tahun terlebih dahulu sebelum mendaftar sebagai CASIS untuk menjadi Polwan.
"Saya mau pendidikan CASIS dan masuk Polwan. Sebenarnya ingin kuliah keperawatan, tapi karena kondisi orang tua, saya rencananya kerja dulu selama setahun," jelasnya.
Sebagai seorang siswa yang telah banyak meraih penghargaan, Sintia berharap orang lain juga meraih berprestasi dan mencapai cita-cita mereka.
Ia berpesan kepada para pelajar agar tidak mudah menyerah dan harus berani melangkah.
"Semoga teman-teman bisa seperti saya, berprestasi, dan mencapai cita-cita. Hilangkan rasa gugup, harus berani! Saya sendiri sudah terbiasa pegang mikrofon karena sering tampil di depan banyak orang," paparnya.
(Mawar Datunsolang/Peserta Magang Universitas Negeri Gorontalo)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.