Gerhana Bulan Total
14 Mar 2025 Gerhana Bulan Total Terjadi, Beberapa Wilayah di Indonesia Teramati Akhir Fase Penumbra
Fenomena Gerhana Total atau biasa sering disebut "Blood Moon" ( Bulan Darah) akan terjadi di hari ini juga. Gerhana ini menjadi peristiwa yang langka.
TRIBUNGORONTALO.COM-Fenomena Astronomi Gerhana Bulan Total akan terjadi pada hari ini, Jumat (14/3/2025). Gerhana Bulan Total pertama terjadi pada November 2022 lalu.
Fenomena Gerhana Total atau biasa sering disebut "Blood Moon" ( Bulan Darah) akan terjadi di hari ini juga.
Gerhana ini menjadi peristiwa yang langka karena Gerhana Bulan Total pertama kali muncul di November 2022.
Dilansir laman BMKG, Gerhana Bulan merupakan peristiwa terhalanginya cahaya Matahari oleh Bumi sehingga tidak semuanya sampai ke Bulan.
Peristiwa yang merupakan salah satu akibat dinamisnya pergerakan posisi Matahari, Bumi, dan Bulan ini hanya terjadi pada saat fase purnama dan dapat diprediksi sebelumnya.
Baca juga: Daftar Lengkap Nama Pejabat Baru Mulai Kapolda Gorontalo hingga Kapolres
Gerhana Bulan Total terjadi saat posisi Bulan-Matahari-Bumi sejajar.
Hal ini membuat piringan Bulan masuk ke umbra Bumi.

Akibatnya, saat puncak gerhana terjadi, Bulan akan terlihat berwarna gelap di yang terkena umbra Bumi tersebut.
Lantas, apakah Gerhana Bulan Total dapat diamati di Indonesia?
Berdasarkan informasi yang dilansir akun resmi Instagram BMKG @infobmkg, sebagian fase Gerhana Bulan Total ini dapat diamati di wilayah Indonesia.
Hanya Akhir Fase Penumbra yang akan teramati di Indonesia bagian Timur.
Namun tidak merata, sebagian wilayah Indonesia bagian Timur, seperti seluruh Papua, Maluku Utara dan Maluku, bagian timur NTT, sedikit bagian timur Sulawesi Tengah, serta bagian timur Sulawesi Utara yang dapat mengamati Akhir Fase Penumbra.
Adapun Akhir Fase Penumbra (P4) pada pukul 17.00.01 WIB // 18.00.01 WITA // 19.00.01 WIT.
Sementara Fase Gerhana Bulan Total lainnya tidak teramati di wilayah Indonesia.
Informasi lengkap mengenai Gerhana Bulan Total 14 Maret 2025 bisa sobat akses di https://gerhana.bmkg.go.id/.
Terdapat 4 peristiwa Gerhana yang terjadi di tahun 2025:
- Gerhana Bulan Total 14 Maret 2025 (Hanya akhir fase Penumbra yang teramati dari Indonesia bagian Timur)
- Gerhana Matahari Sebagian 29 Maret 2025 (Tidak teramati di Indonesia)
- Gerhana Bulan Total 7 September 2025 (Teramati di Indonesia)
- Gerhana Matahari Sebagian 21 September 2025 (Tidak teramati di Indonesia)
Menurut Thomas Djamaluddin, peneliti utama bidang astronomi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), fenomena ini akan berlangsung pada ini, Jumat (14/3/2025).
"Gerhana Bulan Total terjadi pada 14 Maret 2025," kata Thomas Djamaluddin, dikutip dari Kompas.com, Rabu (12/3).
1. Bisa Disaksikan di Indonesia Bagian Timur
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan gerhana ini akan melalui beberapa fase, meskipun tidak semua tahapan bisa disaksikan dari Indonesia.
Ketua Tim Bidang Geofisika Potensial BMKG, Syrojudin, menjelaskan gerhana ini akan dimulai pada pukul 10.57 WIB, dengan fase gerhana penumbra pertama.
"Nah kita, gerhana tersebut bisa dilihat dari wilayah Indonesia bagian timur, untuk fase gerhana total berakhir dan fase gerhana berakhir," ujar Syrojudin di Jakarta, Rabu (12/3) dikutip dari Antara.
Menurut hasil pengamatan BMKG, fase puncak gerhana bulan total akan terjadi pada pukul 13.54 WIB atau 15.52 WIT untuk Indonesia bagian timur.
2. Blood Moon Tidak Bisa Disaksikan di Indonesia
Meskipun menjadi fenomena langka, gerhana bulan total ini tidak dapat disaksikan di Indonesia.
Hal ini karena, menurut Planetarium Jakarta, Bulan akan mencapai fase purnama pada Jumat (14/3) pukul 13.54 WIB, sehingga gerhana tidak terjadi pada waktu yang memungkinkan untuk diamati di wilayah Indonesia.
Sebaliknya, beberapa wilayah di belahan Bumi barat akan berkesempatan melihat fase gerhana pada 13-14 Maret 2025, di antaranya:
- Amerika Utara: Amerika Serikat, Alaska, Hawaii, Kanada, Meksiko
- Amerika Selatan: Brasil, Argentina, Chile
- Eropa: Spanyol, Prancis, Inggris
- Afrika: Afrika Barat, Tanjung Verde, Maroko, Senegal
- Oseania: Selandia Baru
3. Dampak Gerhana Bulan Total bagi Indonesia
Meskipun Indonesia tidak dapat menyaksikan Blood Moon, dampaknya tetap dapat dirasakan, seperti:
- Air laut pasang maksimum
- Risiko banjir rob di wilayah pesisir
- Potensi cuaca buruk
4. Mengapa Bulan Terlihat Merah Saat Gerhana?
Berdasarkan penjelasan dari NASA, warna kemerahan pada Blood Moon terjadi karena pengaruh cahaya matahari.
Pada dasarnya, Matahari memancarkan cahaya putih yang terdiri dari berbagai spektrum warna. Namun, setiap warna memiliki sifat dan panjang gelombang yang berbeda.
Baca juga: Diisukan Mundur sebagai Menteri Keuangan Kabinet Merah Putih, Begini Jawaban Sri Mulyani
Ketika Bumi berada di antara Matahari dan Bulan, cahaya matahari yang mencapai Bulan harus melewati atmosfer Bumi terlebih dahulu.
Dalam proses ini, cahaya biru tersebar di atmosfer, sedangkan cahaya merah dapat melewati atmosfer dan diteruskan ke Bulan.
Fenomena serupa juga terjadi saat matahari terbit dan terbenam, di mana cahaya matahari harus melalui jalur yang lebih panjang di atmosfer, menyebabkan langit tampak berwarna kuning hingga merah.
Inilah yang membuat Bulan terlihat merah seperti darah saat terjadi Gerhana Bulan Total.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.