Berita di Kota Gorontalo

SMK Negeri Model Gorontalo Bikin Inovasi Teknologi Pertanian, Mengairi Kebun Sambil Tiduran

SMK Negeri Model Gorontalo membuat terobosan menghadirkan inovasi teknologi pertanian berbasis digital.

Penulis: Arianto Panambang | Editor: Ponge Aldi
TRIBUNGORONTALO/ARIANTOPANAMBANG
DIGITAL PERTANIAN - Dua Siswa SMKN Model Gorontalo sedang menjelaskan inovasi pertanian berbasis digital saat diwawancarai TribunGorontalo.com, Rabu (12/2/2025). Kini mereka bisa mengontrol pengairan di kebun pertanian melalui handphone saja. 

TRIBUNGORONTALO.COM – SMK Negeri Model Gorontalo membuat terobosan menghadirkan inovasi teknologi pertanian berbasis digital.

Melalui program Smart Farming Irrigation, para siswa dapat mengairi kebun hanya dengan perintah dari aplikasi di ponsel mereka. Hal ini bisa dilakukan dari manapun mereka berada bahkan sambil tiduran sekalipun bisa mengairi kebutuhan tanaman di kebun para petani.

Kepala SMK Negeri Model Gorontalo, Suleman Mayang, menjelaskan bahwa inovasi ini lahir dari program SMK Pusat Keunggulan 2024 yang dikhususkan untuk pengembangan agribisnis hasil pertanian.

Sekolah menggandeng kelompok tani Al-Hidayah sebagai mitra industri untuk menciptakan teknologi berbasis Internet of Things (IoT) yang dapat diterapkan dalam pertanian.

"Kami melihat tantangan di dunia pertanian, terutama minimnya minat generasi muda. Karena itu, kami menghadirkan teknologi digital yang memudahkan mereka untuk bertani," ungkapnya saat diwawancarai TribunGorontalo.com, Rabu (12/2/2025).

"Dengan aplikasi ini, sistem penyiraman bisa diatur melalui Google Assistant, tanpa harus turun langsung ke lahan," tambahnya.

Suleman mengatakan teknologi smart farming irrigation menggabungkan sistem irigasi tetes dan alat pemancar air otomatis yang bisa dikendalikan jarak jauh.

Bantuan sensor dan sistem pemrograman, air dapat dialirkan secara merata ke berbagai jenis tanaman, seperti cabai, kangkung, bengkoang, tomat, labu, selada, timun, anggur, terong hitam, bibit tomat dan cabai rawit, hingga pucuk merah yang berada di SMK Model Gorontalo.

Penerapan teknologi ini, kata Suleman mendapat sambutan positif dari para siswa. Jika sebelumnya praktik pertanian seringkali kurang diminati, kini mereka justru antusias karena adanya unsur digital dalam sistem pertanian.

"Sebelumnya, banyak siswa yang enggan berkotor-kotoran di lahan. Tapi setelah teknologi ini diterapkan, mereka justru lebih aktif dan bersemangat karena bisa mengontrol penyiraman tanaman lewat smartphone," jelasnya

"Ini membuktikan bahwa teknologi dapat menjadi daya tarik bagi generasi muda untuk kembali ke sektor pertanian," tambah Suleman.

Tak hanya menarik minat siswa, inovasi ini juga mendapat apresiasi dari berbagai pihak, termasuk Dinas Pertanian dan Sekretaris Daerah Gorontalo, yang telah meninjau langsung implementasi teknologi ini di SMK Negeri Model Gorontalo.

Selain itu ke depan, sekolah berencana mengembangkan teknologi ini lebih lanjut, termasuk integrasi dengan sistem monitoring kelembaban tanah dan pemanfaatan sumber energi terbarukan untuk mendukung keberlanjutan pertanian digital.

"Dengan inovasi ini, SMK Negeri Model Gorontalo membuktikan bahwa pertanian tidak harus selalu identik dengan pekerjaan fisik yang berat," tuturnya. 

"Kini, bahkan sambil tiduran, siapa pun bisa mengairi kebun dengan perintah audio di layar ponsel mereka," tutupnya 

Bertani Sambil Klik Ponsel

Yelista Mauke (17) Siswi Kelas 11 mengaku bahwa teknologi ini membuat proses penyiraman lebih efisien dan menyenangkan.

"Dulu kami harus bolak-balik angkat ember, tapi sekarang tinggal klik di HP, tanaman langsung tersiram. Ini mempermudah kami," ungkapnya.

Teknologi yang diterapkan di sekolah ini adalah Smart Farming Irrigation, sebuah sistem yang menggabungkan irigasi tetes dan alat pemancar air otomatis yang bisa dikendalikan jarak jauh melalui Google Assistant.

Inovasi ini merupakan hasil dari program SMK Pusat Keunggulan 2024, yang bertujuan untuk mengembangkan agribisnis hasil pertanian dengan sentuhan digital.

Proses pembelajaran teknologi ini berlangsung selama satu bulan, dan para siswa mengaku tidak mengalami kesulitan yang berarti.

"Bahkan, kami semakin termotivasi untuk menjadi petani milenial yang menguasai teknologi," ungkapnya.

Irwansyah Utulu (17), siswa lainnya merasa bahwa bertani kini bukan lagi pekerjaan berat, melainkan sebuah tantangan yang menarik.

"Kami bisa belajar teknologi sambil bertani. Ini membuat kami lebih bersemangat karena ternyata dunia pertanian bisa keren juga," jelasnya

"Ilmu yang kami dapat bisa kami terapkan ke orang tua kami yang juga petani," tambahnya

Selain mengairi tanaman lebih mudah, penerapan teknologi ini juga membuat para siswa lebih aktif dalam praktik di lahan.

Jika sebelumnya banyak yang enggan turun ke kebun, kini mereka justru semangat karena ada sentuhan teknologi dalam sistem pertanian.

"Inovasi ini juga diharapkan membawa manfaat bagi masyarakat luas, terutama para petani di Gorontalo," tegasnya

Selain itu kata Irwansyah dengan memanfaatkan teknologi, pertanian kini bukan lagi pekerjaan konvensional yang melelahkan, tetapi bisa menjadi profesi modern yang menjanjikan di masa depan. (*/Ari)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved