Sopir Ditikam Penumpang

Magdalena Takumangsang Kenang Sosok Azriel, Berusaha Ikhlas dan Tawakal

Magdalena Takumangsang, ibu kandung Azriel Billyford Waruis, mengenang sosok anaknya yang kini telah tiada.

Editor: Fadri Kidjab
TribunGorontalo.com/FB/ist
SOSOK KORBAN - Azriel Billyford Waruis dimakamkan di Desa Tenggela, Kabupaten Gorontalo, pada Selasa (4/2/2025). Azriel merupakan sopir rental yang kerap mengantarjemput penumpang dari Gorontalo menuju Sulawesi Utara. 

TRIBUNGORONTALO.COM – Magdalena Takumangsang, ibu kandung Azriel Billyford Waruis, mengenang sosok anaknya yang kini telah tiada.

Azriel diketahui tewas usai ditikam oleh seorang penumpang, Stivianus Tombokan Sumanti (21), di Kelurahan Wulauan, Tondano Utara, Minahasa, Sulut, pada Senin (3/2/2025).

Insiden ini menyisakan luka bagi keluarga Azriel.

Pasalnya, Azriel merupakan tulang punggung bagi keluarganya. 

Ia baru berusia 24 tahun, namun Azriel kini telah memiliki anak yang berumur empat tahun.

Sang ibu pun tak kuasa menahan kesedihannya.

Bagi Magdalena, Azriel adalah anak yang berbakti kepada orang tua.

Azriel merupakan sosok pekerja keras.

Azriel diketahui lahir di Gorontalo, 25 April 2000. 

Azriel meninggal dunia pada usia 24 tahun 9 bulan 9 hari.

Tercatat Azriel pernah bersekolah di SDN 9 Batudaa Pantai, SMP Kristen Madidi Bitung, dan SMAN 2 Bitung, Sulawesi Utara.

Pada tahun 2020, Azriel bersama ibu dan adiknya memutuskan untuk memeluk Islam.

Sejak itu, keluarga Azriel menjalani kehidupan sebagai seorang muslim yang taat.

Azriel dikenal sebagai pribadi yang gigih dalam mencari rezeki. 

Ia pernah menjadi tenaga kesehatan di Puskesmas Tilango, Puskesmas Biluhu, dan RS Otanaha.

Namun Azriel akhirnya memutuskan bekerja sebagai sopir taksi dengan rute Gorontalo-Manado-Bitung.

Kini Magdalena berusaha ikhlas dan menyerahkan semuanya kepada Allah SWT.

Azriel direncanakan akan dimakamkan di Kabupaten Bitung sebab keluarganya tidak memiliki tanah khusus pemakaman di Gorontalo. 

Namun pemerintah desa akhirnya mewakafkan sebidang tanah kosong untuk pemakaman jenazah Azriel.

"Saya berterima kasih kepada camat dan jajarannya, kepala desa dan seluruh pihak yang telah membantu almarhum hingga ke tempat peristirahatan terakhirnya," ujar Magdalena.

Magdalena menyebut kepergian anaknya akan selalu menjadi pengingat akan besarnya perjuangan seorang anak.

"Kini, ia telah pergi untuk selamanya, meninggalkan jejak ketulusan dan kerja keras yang akan selalu dikenang," tandasnya. 

Baca juga: GORONTALO TERPOPULER: Fakta-fakta Kasus Penikaman Sopir di Minahasa - MK Tolak Gugatan Ryan-Budi

Firasat Ayah

MOMEN INDAH -- Ayah Azriel Billyford Waruis, Joli Waruis. korban penikaman di Minahasa, Sulut. Joli menceritakan momen indah mendiang Azriel mengajak cucunya jalan-jalan untuk terakhir kalinya.
MOMEN INDAH -- Ayah Azriel Billyford Waruis, Joli Waruis. korban penikaman di Minahasa, Sulut. Joli menceritakan momen indah mendiang Azriel mengajak cucunya jalan-jalan untuk terakhir kalinya. (TribunGorontalo.com/Jefry Potabuga)

Joli Waruis, ayah kandung Azriel Billyford Waruis sempat memiliki firasat sebelum anaknya meninggal dunia.

Firasat itu dirasakan Joli tepat tiga hari sebelum kejadian penikaman di Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara.

Joli Waruis diketahui merupakan petugas PLN Gorontalo.

Ia masih sulit menerima kenyataan bahwa putranya Azriel mengalami kejadian tragis.

Namun, sebelum kabar duka itu datang, Joli mengaku ada perasaan aneh yang terus menghantuinya.

"Tiga hari sebelum Azriel meninggal, saya merasa ada yang tidak beres. Saya tidak tahu apa penyebabnya, tapi hati ini gelisah terus," ujar Joli kepada TribunGorontalo.com seusai agenda pemakaman di rumah duka, Selasa (4/2/2025).

Joni menyebut hawa rumah membuatnya tidak nyaman.

Ia pun tidak pernah tidur nyenyak selama tiga malam berturut-turut, seolah ada hal yang mengusik pikirannya.

Pada Minggu (2/2/2025), Joli menerima kiriman video yang memperlihatkan Azriel berangkat dari Gorontalo menuju Minahasa. 

"Ketika melihat video itu, saya langsung merasa tidak enak. Saya takut, saya khawatir, tapi saya tidak tahu apa yang sebenarnya akan terjadi," tutur Joli dengan mata berkaca-kaca.

Keesokan harinya, Joli mendengar kabar anak laki-lakinya itu meninggal dunia.

Azriel ditemukan tewas setelah ditikam oleh penumpangnya sendiri di wilayah Tondano Utara, Minahasa, Sulut.

Kini Joli mengaku hanya bisa pasrah menerima takdir. Meski hatinya hancur, ia tetap mencoba kuat untuk keluarganya. 

"Sebagai ayah, saya tidak pernah ingin kehilangan anak saya tapi saya serahkan semuanya kepada Tuhan," ucapnya lirik.

Selain itu, Joli berpesan kepada semua orang agar memaafkan kesalahan Azriel semasa hidup. 

"Supaya dia tenang di alam sana," jelas Joli. (*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved