Imlek Gorontalo
Umat Konghucu di Gorontalo Sambut Imlek 2025, Begini Agendanya di Klenteng Tulus Harapan Kita
Tahun 2025, menurut penanggalan kalender Tionghoa, adalah tahun Shio Ular Kayu, shio keenam dalam siklus 12 tahun.
Penulis: Herjianto Tangahu | Editor: Wawan Akuba
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo — Umat Konghucu di Gorontalo tengah bersiap menyambut perayaan Imlek 2576 Kongzili yang jatuh pada 29 Januari 2025.
Tahun 2025, menurut penanggalan kalender Tionghoa, adalah tahun Shio Ular Kayu, shio keenam dalam siklus 12 tahun.
Shio ini melambangkan kebijaksanaan, kecerdikan, dan kemampuan beradaptasi.
Persiapan untuk menyambut Tahun Baru Imlek dimulai dengan agenda pembersihan tempat ibadah, Klenteng Tulus Harapan Kita, yang dijadwalkan pada Minggu, 19 Januari 2025.
“Jadi kita seluruh umat membersihkan tempat ibadah hari Minggu sebelum hari raya Imlek,” ujar Siao Kin, Ketua Klenteng Tulus Harapan Kita, saat diwawancarai oleh TribunGorontalo.com pada Rabu (15/1/2025).
Setelah pembersihan, umat Konghucu akan melanjutkan rangkaian acara pada 24 Januari 2025 dengan sembahyang Toa Pekong, sebuah tradisi penting dalam rangkaian perayaan Imlek.
“Secara harfiah, pada tanggal itu, dewa-dewi di klenteng akan naik ke langit,” ungkap Hendra Yani, Wakil Ketua Klenteng Tulus Harapan Kita.
Hendra juga menjelaskan bahwa Shio Ular Kayu, yang menjadi simbol perayaan tahun ini, tidak memiliki makna negatif seperti yang mungkin diasosiasikan banyak orang.
“Itu hanya penggambaran dalam mitologi Tionghoa,” jelasnya, menepis anggapan salah tentang shio tersebut.
Pada hari-hari mendekati Imlek, umat Konghucu akan melakukan ibadah sebagai bentuk ucapan syukur atas keberkahan yang telah diterima sepanjang tahun lalu.
“Hari ini kami beribadah untuk mengucapkan terima kasih atas semua yang telah dilewati sepanjang satu tahun kemarin,” kata Siao Kin.
Namun, Siao tidak menjelaskan secara rinci jumlah jemaat yang akan ikut merayakan Imlek di Klenteng Tulus Harapan Kita. Menurutnya, kehadiran jemaat tergantung pada ketersediaan waktu masing-masing.
“Biasanya, perayaan ibadah Imlek akan banyak dihadiri jemaat bila mereka memiliki waktu luang. Tetapi, sulit untuk memastikan berapa yang akan datang,” tuturnya.
Kendati demikian, Siao menegaskan bahwa jumlah jemaat yang hadir tidak memengaruhi makna ibadah.
“Maknanya bukan ditentukan dengan seberapa banyak jumlah yang datang, karena itu kembali ke diri kita masing-masing,” pungkasnya.
Dengan semangat kebersamaan, umat Konghucu di Gorontalo siap menjadikan perayaan Imlek 2576 Kongzili sebagai momen refleksi dan syukur atas perjalanan hidup di tahun yang telah berlalu. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/gorontalo/foto/bank/originals/DOC-aktivitas-di-Klenteng-Tulus-Harapan-Kita-Kota-Gorontalo.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.