Human Interest Story
Ojek Laut di Pelabuhan Kwandang Gorontalo Utara, Sehari Bisa 20 Kali Pulang Pergi
Layanan ini menjadi tulang punggung transportasi bagi masyarakat yang hendak menuju pulau-pulau sekitar, termasuk Pulau Ponelo, dan para wisatawan yan
Penulis: Efriet Mukmin | Editor: Wawan Akuba
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Setiap hari, nelayan yang menyediakan jasa angkut di Pelabuhan Kwandang, Desa Katialada, Kecamatan Kwandang, melakukan perjalanan bolak-balik untuk memuat penumpang.
Layanan ini menjadi tulang punggung transportasi bagi masyarakat yang hendak menuju pulau-pulau sekitar, termasuk Pulau Ponelo, dan para wisatawan yang ingin menikmati keindahan pesisir Gorontalo Utara.
Berdasarkan pantauan TribunGorontalo.com, Senin (13/1/2025), terlihat banyak perahu yang bergantian mengangkut penumpang dari pelabuhan menuju tujuan mereka.
Baca juga: Wanita 20 Tahun Tewas Ditikam, Jasadnya Ditemukan di Pantai Saoka Sorong
Beberapa perahu juga melayani perjalanan dari Pulau Ponelo ke pelabuhan, mengantar warga yang ingin berbelanja di Pasar Senin, Desa Moluo, Kecamatan Kwandang.
Ambran Aia, seorang nelayan sekaligus penyedia jasa angkut, mengungkapkan bahwa perahunya bisa melakukan perjalanan bolak-balik hingga 20 kali dalam sehari.
"Pagi ini saya baru 3 kali berangkat karena ada penumpang yang dari pulau ingin pergi ke pasar," ujar Ambran.
Namun, penghasilan para nelayan jasa angkut ini sangat bergantung pada jumlah penumpang.
Pada hari-hari pasar seperti Pasar Senin dan Kamis, jumlah penumpang meningkat signifikan, namun pada hari biasa, penghasilan mereka seringkali hanya cukup untuk membeli bahan bakar dan kebutuhan sehari-hari.
"Penghasilan bisa mencapai Rp 80 ribu hingga Rp 100 ribu per hari, namun kalau hari biasa, hanya cukup untuk makan dan bahan bakar saja," tambah Ambran.
Tarif jasa angkut juga bervariasi. Untuk perjalanan menuju tempat wisata seperti Pulau Saronde, Pulau Lampu, dan Pulau Mohinggito, tarifnya sekitar Rp 25 ribu per orang.
Sementara itu, perjalanan menuju Pulau Ponelo hanya dibanderol dengan harga Rp 10 ribu per orang.
Untuk rombongan wisatawan, biaya jasa bisa mencapai Rp 600 ribu hingga Rp 800 ribu.
Sayangnya, keindahan Pulau Saronde yang dulunya menjadi tujuan wisata favorit kini sulit diakses, sehingga berpengaruh pada pendapatan nelayan.
Sebelumnya, Pulau Saronde menjadi daya tarik bagi wisatawan dari berbagai daerah, termasuk Makassar dan Jakarta.
Namun, saat ini, Pulau Saronde dikelola oleh pihak swasta yang memberlakukan tarif mahal, yakni Rp 5 juta untuk menginap 3 hari, yang membuat wisatawan enggan datang.
Ambran berharap agar Pulau Saronde bisa dikelola kembali oleh pemerintah sehingga nelayan dapat meningkatkan pendapatan mereka dengan banyaknya wisatawan yang datang.
"Kami sangat senang jika pulau ini dikelola pemerintah, karena akan meningkatkan pendapatan kami sebagai nelayan jasa angkut," harapnya.(*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/gorontalo/foto/bank/originals/Aktivitas-Nelayan-Jasa-Angkut-di-Pelabuham-Kwandang-Gorontalo-Utara-Senin-1312025.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.