Harga Cabai Naik

Harga Cabai Nasional Meroket hingga Rp 130 Ribu per Kg, Begini Kata Mentan

Harga cabai saat ini mencapai di angka Rp 130 ribu per kilogram (Kg),begini kata Menteri Pertanian (Mentan)

TRIBUNNEWS
Ilustrasi cabai - Harga Cabai Nasional Meroket hingga Rp 130 Ribu per Kg, Begini Kata Mentan 

TRIBUNGORONTALO.COM -- Harga cabai secara nasional mengalami kenaikan harga.

Harga cabai saat ini mencapai di angka Rp 130 ribu per kilogram (Kg).

Bukan tanpa sebab harga cabai ini naik.

Namun diperkirakan karena adanya massalah sehingga petani tak dapat memanen banyak cabai.

Baca juga: Harga Cabai Naik Jadi Rp 85 Ribu Per Kg di Pasar Sentral Kota Gorontalo di Awal Tahun 2025

Sehingga daerah-daerah yang kekurangan cabai berharap di pasokan cabai yang dikirim dari daerah yang kelebihan cabai.

Direktur Jenderal Hortikultura Kementan Muh Taufiq Ratule menyampaikan, kenaikan harga cabai disebabkan oleh masalah distribusi.

Tidak semua daerah dapat memproduksi cabai, sehingga wilayah yang kekurangan harus mengandalkan pasokan dari wilayah lain.

Di tengah musim hujan seperti saat ini, banyak distribusi antar wilayah mengalami permasalahan.

"Apalagi hujan begini kan, banyak yang distribusinya bermasalah. Ada beberapa yang tidak panen. Tapi secara umum, itu [stok] enggak shortage (kekurangan)," ujar Taufiq.

Ia mengatakan, cabai merupakan komoditas dengan harga yang fluktuatif.

Baca juga: Harga Cabai hingga Daging Sapi di Pasar Tradisional Tilamuta Gorontalo per Kamis 31 Oktober 2024

Dalam periode enam bulan, harga cabai bisa naik dan turun. 

Meski demikian, petani terus melakukan panen cabai.

Oleh karena itu, Taufiq menegaskan bahwa kenaikan harga saat ini lebih banyak disebabkan oleh masalah distribusi.

"Secara nasional, [stok] itu cukup. Hanya penyebaran, distribusi, termasuk dinamika iklim itu. Cabai itu kan memang gitu, 6 bulan kadang naik harganya, kadang turun, tapi petani panen terus," pungkas Taufiq.

Selain itu, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman buka suara terkait lonjakan harga cabai yang terjadi belakangan ini.

Menurut dia, harga cabai beberapa pekan ke belakang sempat jatuh, sehingga saat ini menjadi kesempatan bagi petani menikmati harga yang tinggi.

"Kasih napas lah petani. Kasihan," kata Amran ketika ditemui di kantor Kementan, Jakarta Selatan, Kamis (9/1/2025).

Amran menduga kenaikan harga cabai bukan disebabkan oleh kekurangan produksi, melainkan oleh kendala distribusi yang terjadi selama musim hujan seperti saat ini.

Baca juga: Sempat Tembus Rp75 Ribu per Kilogram, Kini Harga Cabai di Pasar Moodu Gorontalo Turun Drastis 

Melonjaknya harga cabai hingga menembus Rp130 ribu per kilogram, ternyata tidak dinimati semua petani.

Misalnya, petani cabai di Kediri, Jawa Timur, yang mengalami gagal panen saat harga lagi tinggi.

Syawal Abidin, petani cabai asal Paron, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, menyampaikan, tanaman cabai yang ditanam di lahan sekitar 5 ribu meter persegi, semuanya mengalami kegagalan panen.

Hal ini karena adanya sejumlah penyakit yang menyebabkan tanaman menjadi layu dan akhirnya mati.

“Meski harga cabai sekarang terdengar mahal, tapi saya belum menikmati kenaikan harga itu. Belum sempat petik sudah pada mati,” ujar Syawal Abidin dikutip dari Kompas.com, Jumat (10/1/20250.

Syahwal menyebut, kegagalan panen tidak hanya menyerang tanaman cabai miliknya, tetapi rekan petani lainnya juga mengalami hal yang sama.

“Kalau daerah lain yang kondisi tanamannya perform, pasti menikmati untung di saat musim harga mahal begini. Tapi petani di Paron, belum,” ucapnya.

Hal yang sama juga diungkapkan, Imam Basori, seorang petani di Kecamatan Ringinrejo. 

Baca juga: Update Harga Cabai di Pasar Tradisional Kota Gorontalo per Rabu 9 Oktober 2024

Nasibnya sedikit mujur karena masih bisa menjual cabai meski terbatas. 

Ia mengaku, tidak semua tamanan cabai di lahannya berhasil dipanen karena adanya serangan hama patek.

“Awalnya jumlah buahnya tiap batang sangat bagus. Tapi akhirnya kena patek. Akibatnya panen 10 kilogram, yang busuk bisa sampai empat kilogramnya,” ujar Imam.

Heri, seorang petani cabai di Kecamatan Semen, juga mengalami hal yang sama. 
Bahkan, hasil panenan cabainya jauh dari cukup untuk menutup biaya produksi. 

“Buruh cangkul sekarang seharinya saja upahnya sudah Rp 100.000, belum makan dan rokoknya,” ungkapnya. 

Harga Cabai Tembus Rp130 Ribu per Kg

Harga cabai rawit merah di Pasar Minggu, Jakarta, dijual oleh pedagang Rp120 ribu sampai Rp130 ribu per kg.

Kenaikan harga cabai rawit merah tersebut sudah berlangsung jelang tahun baru 2025, bahkan dikatakan pedagang sentuh harga Rp150 ribu per kg pada saat itu.

Adapun harga normal cabai rawit merah sekitar Rp 40.000-Rp 60.000 per kg.

Kemudian di Pasar Cileungsi, Bogor, harga cabai rawit merah dibanderol Rp130 ribu per gram.

Umar yang merupakan pedagang di Pasar Cileungsi menjelaskan, kenaikan harga cabai rawit merah sudah berlangsung sebelum Tahun Baru 2025. 

"Untuk cabai rawit merah sekarang sampai Rp 130.000 per kilosebelumnya hanya Rp 50.000 per kilogram," kata Umar.

Ia menduga, kenaikan harga cabai ini karena stok menipis, sementara daya beli masyarakat tinggi. 

"Faktor panen gagal sepertinya, belum panen raya juga, kalau sudah panen raya mudah-mudahan ada penurunan harga," katanya.

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com https://www.tribunnews.com/bisnis/2025/01/10/harga-cabai-meroket-petani-tak-menikmati-ini-biang-keroknya?page=all

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved