Berita Nasional
Stok Beras di Indonesia Minim di Awal Tahun 2025, Bulog Diminta Guyur Cadangan Milik Pemerintah
Indonesia diprediksikan akan mengalami defisit beras. Stok beras di Indonesia diperkirakan akan kurang di awal tahun 2025.
Merujuk data BPS, ia menyebut ada sekitar 51 persen dari lahan bera ini berpotensi untuk ditanami.
"Sekitar 51 persen dari lahan bera itu berpotensi untuk ditanami. Ini ada di 40 kabupaten/kota," ucap Edy.
Lima kabupaten/kota dengan lahan bera terluas adalah Indramayu, Bone, Barito Kuala, Banjar, dan Wajo.
Baca juga: Stok Beras Lokal Minim, Distributor Gorontalo Datangkan Pasokan dari Luar Daerah
Ia pun mendorong Kementerian Pertanian (Kementan) dan pemerintah daerah agar bekerja sama dalam mengoptimalkan lahan bera tersebut.
Contohnya seperti menggencarkan program optimalisasi lahan yang bisa difokuskan di daerah-daerah yang selama ini banyak terdapat lahan bera.
Selain itu, pemanfaatan lahan bera bisa juga melalui pembangunan irigasi.
Saat ini, Kementerian Koordinator Bidang Pangan tengah menjalankan program pembangunan jaringan irigasi.
Pemerintah daerah telah diminta mengidentifikasi daerah yang membutuhkan pembangunan irigasi, baik untuk memperbaiki yang sudah rusak maupun untuk daerah yang belum memiliki infrastrukturnya sama sekali.
"Jadi, nanti ini bisa saling mendukung dengan program yang selama ini ada," pungkas Edy.
Baca juga: Promo JSM Alfamart 22-24 November 2024: Minyak Goreng Fortuna Rp 36.800 Beras Raja Ultima Rp 73.500
Harga Beras Naik
Harga beras diprediksi akan mengalami kenaikan seiring tingginya permintaan dan rendahnya produksi di dalam negeri.
Prediksi tersebut disampaikan Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Bulog, Mokhamad Suyamto, akhir pekan kemarin, di mana kenaikan harga beras bakal terjadi di Januari-Februari 2025.
"Kenaikan ini terjadi karena defisit produksi dan konsumsi yang tinggi," ujar Suyamto dikutip dari Kontan, Senin (30/12/2024).
Suyamto menyampaikan, meski ada kenaikan tetapi lonjakan harga awal 2025 diperkirakan tidak akan lebih tinggi dibandingkan kenaikan awal tahun 2024.
Baca juga: Viral Cabup Nganjuk Dirujak Netizen usai Ingin Inovasi Ubah Padi Jadi Beras saat Debat
Ia pun menegaskan, Bulog memastikan stok cadangan beras pemerintah mencapai 2 juta ton, jumlah yang dianggap mencukupi untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga.
Bulog akan mengintervensi pasar melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) serta distribusi bantuan pangan beras jika harga beras melonjak terlalu tinggi.
"Pantauan kami menunjukkan adanya kenaikan harga, tetapi dibandingkan tahun lalu, secara umum kenaikannya tidak signifikan," jelas Suyamto.
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.