Berita Kota Gorontalo

Ada 249 Kasus DBD di Kota Gorontalo, Warga Diimbau Waspada

Kepala Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kota Gorontalo, Herson Ahudulu, menjelaskan, bahwa kasus tersebut tersebar di seluruh kecamatan di Kota Gorontalo.

|
Penulis: Nur Ainsyah Habibie | Editor: Wawan Akuba
FOTO: Nur Ainsyah Habibie, TribunGorontalo.com
Kabid P2PL Dinas Kesehatan Kota Gorontalo, Herson Ahudulu, mengimbau warga waspada penyakit DBD, Kamis (5/11/24). 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Gorontalo sejak Januari hingga November 2024 tercatat sebanyak 249 kasus. 

Kepala Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kota Gorontalo, Herson Ahudulu, menjelaskan, bahwa kasus tersebut tersebar di seluruh kecamatan di Kota Gorontalo.

Meski demikian, angka kasus DBD ini menunjukkan penurunan sejak Agustus, yang tercatat 45 kasus, sementara pada November jumlah kasusnya tidak mencapai 20.

Herson menyebutkan bahwa sepanjang januari hingga november terhitung hanya ada satu kasus meninggal dunia yang terjadi pada Maret 2024. 

Sejak kejadian tersebut, ia mengaku terus memaksimalkan upaya pencegahan dan penyembuhan agar kasus kematian tidak terulang.

Terlebih saat ini Gorontalo terus diguyur hujan dengan waktu dan intensitas yang tidak menentu, hal ini menjadi perhatian utama, karena dapat mempercepat perkembangan nyamuk Aedes aegypti, yang menjadi pembawa virus DBD. 

Untuk mengantisipasi hal ini, Herson mengaku telah mengambil sejumlah langkah pencegahan. 

Dimulai dari surat edaran telah disebarkan ke seluruh puskesmas di Kota Gorontalo untuk meningkatkan kewaspadaan DBD. 

Mendistribusikan logistik berupa bubuk Abate di seluruh puskesmas. Bubuk abate ini berfungsi untuk membunuh jentik nyamuk.

Lalu meminta puskesmas untuk dapat segera melapor ke dinas terkait jika ada laporan kasus DBD. 

Serta langkah yang terakhir, membentuk tim fogging yang disiapkan jika ada titik yang perlu pemberantasan sarang nyamuk.

Dalam upaya ini, Dinkes menggandeng camat, lurah, LPM (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat), tim puskesmas, serta masyarakat setempat.

Fogging ini dilakukan dengan secara selektif untuk mencegah nyamuk menjadi kebal terhadap insektisida. 

“Fogging hanya dilakukan di lokasi yang memiliki potensi kuat menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk,” tambahnya.

Diketahui DBD dapat menyerang siapa saja, mulai dari bayi, anak-anak, hingga orang dewasa. 

Apalagi dengan cuaca yang tidak menentu seperti sekarang, daya tahan tubuh yang rendah dapat mempermudah infeksi.

Karena itu, Kabid P2PL mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. 

Beberapa langkah pencegahan yang disarankan Herson meliputi menjaga kebersihan lingkungan, menghilangkan genangan air, tidak menggantung pakaian di dalam rumah, menggunakan obat anti-nyamuk saat tidur, serta menerapkan pola hidup sehat.

“Kami berharap masyarakat waspada dengan aktif menjaga kebersihan lingkungan, kebersihan di dalam rumah, dan kesehatan keluarga,” tutup Herson. (*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved