Debat Kedua Pilkada Gorontalo
Strategi 4 Paslon dalam Pengentasan Kemiskinan di Provinsi Gorontalo
Empat pasangan Calon Gubernur Gorontalo memiliki strategi masing-masing dalam pengentasan kemiskinan di Provinsi Gorontalo.
Penulis: Faisal Husuna | Editor: Fadri Kidjab
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Empat pasangan Calon Gubernur Gorontalo memiliki strategi masing-masing dalam pengentasan kemiskinan di Provinsi Gorontalo.
Gusnar Ismail mengungkapkan penanganan kemiskinan harus dilakukan melalui dua pendekatan utama, yaitu pendekatan pemerintah dan pendekatan keluarga.
Dia bilang, tidak boleh ada orang miskin yang terus dibiarkan miskin oleh keluarganya. Oleh sebab itu, usaha-usaha keluarga, terutama yang dimotori oleh perempuan, harus mendapatkan perhatian khusus.
Dukungan berupa bantuan modal usaha sangat diperlukan agar mereka dapat menjalankan usaha, seperti membuat kue, gorengan, Karawang, dan sebagainya. Dengan memiliki penghasilan sendiri, perempuan dapat membantu meningkatkan ekonomi keluarga.
Gusnar Ismail membagikan pengalamannya melanjutkan kepemimpinan Pak Fadel, di mana ia berhasil menurunkan angka kemiskinan sebesar 2 persen per tahun.
Pertama, penyediaan Rumah Layak Huni bagi masyarakat miskin melalui intervensi pemerintah.
Kemudian, pemerintah memastikan kebutuhan pokok masyarakat miskin terpenuhi.
Selanjutnya, mereka berkomitmen memberikan pendidikan dan pelatihan kepada masyarakat agar mereka menjadi lebih terampil.
“Intervensi yang bersifat riil ini terbukti mampu menurunkan angka kemiskinan secara signifikan,” kata Gusnar Ismail.
Baca juga: 2 Anggota DPR RI Rachmat Gobel dan Rusli Habibie Hadiri Langsung Debat Kedua Pilgub Gorontalo
Adapun Marten Taha mengungkapkan, pengentasan kemiskinan harus dilakukan melalui program yang tepat dan berbasis pada potensi sumber daya yang dimiliki.
Di Provinsi Gorontalo, sumber daya kekayaan alam yang melimpah menjadi salah satu modal utama untuk meningkatkan pendapatan masyarakat.
Dia bilang berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), kemiskinan terbesar terjadi di wilayah pedesaan, sementara di wilayah perkotaan tingkat kemiskinan relatif lebih kecil.
Hal ini menegaskan pentingnya fokus pembangunan dari desa, khususnya pada wilayah-wilayah yang memiliki potensi besar di sektor pertanian, perikanan, peternakan, dan perkebunan.
Potensi ini harus dioptimalkan agar masyarakat dapat meningkatkan pendapatannya secara signifikan.
Kemiskinan sendiri disebabkan oleh rendahnya pendapatan masyarakat.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.