Berita Viral
3 Anaknya Diusir dari Sekolah Karena Nunggak SPP Rp 42 Juta, Ayahnya Ternyata Pekerja Serabutan
Nunggak bayaran uang bulanan atau SPP hingga 42 juta, ketiga anak ini terpaksa di usir dari sekolahnya. Begini kronologinya
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo -- Nunggak bayaran uang bulanan atau SPP hingga 42 juta, ketiga anak ini terpaksa di usir dari sekolahnya.
Tiga anak ini merupakan siswa berprestasi di sekolahnya.
Namun, karena menunggak uang SPP-nya, mereka pun lantas diusir dari kelasnya pada saat jam pembelajaran.
Ayah mereka hanyalah tukang serabutan yang bekerja tidak menentu.
Dirinya berani memasukkan anaknya di salah satu sekolah swasta terbaik agar anak-anaknya mendapatkan ilmu dan pengalaman yang terbaik.
Namun, karena ketidaksanggupannya untuk membayar uang SPP, anak-anaknya pun lantas dipaksa keluar sekolah.
3 siswa berprestasi di SD IT di Pandeglang, Banten, diusir dari sekolah gara-gara nunggak bayar uang bulanan atau SPP.
Pengusiran 3 siswa SD ini viral di media sosial.
Ketiga siswa SD itu sekolah di SDIT Insan Cedekia Mathlaul Anwar (ICMA) Yayasan Islamic Centre Herwansyah Kampung Kadasuluh, Desa Karyasari, Kecamatan Cikeudal, Kabupaten Pandeglang, Banten.
Baca juga: Kecelakaan Maut, Seorang Gadis Tewas Tertimpa Pohon saat Kendarai Sepeda Motor
Saat kejadian, ketiga siswa SD itu dipulangkan paksa dengan diantar ke rumahnya di Menes, Banten.
Ketiga siswa SD itu adalah M Faeyza Athalla Febrian, M Farraz Athilla Ahza juara dan M Fathan Atharva Ghazi.
Ya, ketiganya adalah kakak beradik, anak dari pasangan Defi Fitriani dan Muhammad Fahat.
Saat dipulangkan dari sekolah, Faraz, Fathan, dan Faeyza menangis sesenggukan.
Pasalnya ketiganya diduga dipulangkan paksa oleh gurunya saat sedang belajar di sekolah.
Sang ibu 3 siswa SD, Defi Fitriani mengungkap bahwa ketiga anaknya diusir dari sekolah atas perintah dari pimpinan yayasan.
"Atas intruksi pembina yayasan," ujar Defi, dikutip dari TribunBogor, Minggu (27/10/2024).
Defi dan Fahat mengakui mereka menunggak bayaran sekolah atau SPP sebesar Rp 42 juta.
Namun, ia menyayangkan ketiga anaknya diusir dari sekolah saat sedang aktif belajar.
Baca juga: Tending di Youtube, Berikut Lirik & Makna Lagu APT, Single Ketiga Rose di Karir Solo ft Bruno Mars
"Diantar pas jam mereka aktif yah, lagi belajar. Dipualngkan paksa," ujar Defi Fitriani.
"Yang mengantarkannya guru kelas 2 orang, bagian kesiswaan dan sopir dari sekolah," tambahnya.
Sementara itu Faeyza (11) yang kini duduk di kelas 6 mengungkap kejadian pengusiran dirinya dan kedua saudaranya dari sekolah.
Ia bahkan mengungkap ucapan pimpinan yayasan saat mengusirnya dari sekolah.
Ia sempat disindir oleh pemilik yayasan sekolah sebelum diusir.
"Ngapain ini sekolah lagi, belum bayar SPP juga, sudah banyak tagihannya," ujar sang siswa SD tersebut.
"Itu yang ngomong siapa?" tanya pewarta.
"Yang punya sekolahnya. Bukan (kepala sekolah)," ujar sang siswa SD.
Setelah kejadian itu, sebagai seorang ibu Defi Fitriani mengaku syok sekaligus sedih atas nasib yang dialami anak-anaknya.
Defi juga mengungkap betapa hancurnya hati 3 anaknya itu karena tak bisa lagi melanjutkan sekolah.
Terlebih anak pertama Defi kini sudah kelas 6 SD.
Baca juga: Kecelakaan Maut, Siswi 14 Tahun Tewas Akibat Menerobos Jalan Satu Arah Tertabrak Truk Tangki Air
Sebentar lagi ia akan mengikuti ujian akhir untuk bisa melangkah ke jenjang pendidikan SMP.
"Sedih, hancur yah, orang tua mana yang bisa melihat anak lagi senang belajar tiba-tiba dipulangkan paksa, perasaan saya hancur," ungkap Defi.
Begitu juga dengan kondisi 3 siswa SD Pandeglang tersebut. Setelah guru yang mengantarnya pulang, mereka menangis sesenggukan.
"Setelah guru pulang mereka ikut nangis. Mereka tanya kapan bisa sekolah lagi," ungkap Defi.
Profesi Sang Ayah
Diketahui alasan 3 siswa SD kakak beradik itu diusir dari sekolah karena menunggak biaya SPP hingga Rp 42 juta.
Sontak hal itu pun membuat profesi ayah ketiga siswa SD itu jadi sorotan.
Baca juga: Ribuan Lalat Serbu Pemukiman Selama 2 Bulan, Warga: Kami Khawatir Bawa Penyakit
Setelah ketiga anaknya diusir, sang ayah, Muhammad Fahat tak bisa berbuat apa-apa.
Sebab Fahat memang menyadari bahwa ia tidak mampu membayar tunggakan SPP senilai puluhan juta tersebut.
"Dari mereka (pihak yayasan) alasannya karena ada tunggakan pembiayaan, sekitar Rp 42 juta untuk tiga anak," ujar Fahat.
Alih-alih mengungkap alasan tak bisa membayar tunggakan bayaran SPP anaknaya, Fahat pun mengurai pekerjaan dan profesinya sehari-hari.
Berani menyekolahkan anaknya di sekolah swasta ternama, Fahat nyatanya hanya seorang buruh serabutan.
Diungkap Fahat, penghasilannya hanya cukup untuk makan saja.
"Dari mana (uang)? kerja aja sekarang serabutan. Cukup buat sehari-hari aja sudah alhamdulillah. Apalagi untuk melunasi pembiayaan itu," ujar Fahat.
(*)
Artikel ini telah tayang di TribunJambi.com dengan judul Viral 3 Siswa SD Swasta di Pandeglang Banten Diusir dari Sekolah Karena Nunggak SPP Capai Rp42 Juta
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.