Bentara Budaya Gelar Pameran Seni Rupa: Tarik Tambang

TRIBUNGORONTALO.COM - Tarik tambang, kita kenali sebagai permainan yang biasanya memeriahkan perayaan HUT RI setiap bulan Agustus. Kelompok yang berhadapan saling tarik-menarik sampai salah satunya menang.

Sebuah Perayaan, momen kemerdekaan menjadi salah satu peristiwa bersejarah lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Bukan hal yang mudah bagi bangsa Indonesia agar terlepas dari cengkraman dan bayang-bayang penjajahan. Maka dari itu, sebuah perayaan yang setiap tahunnya diadakan menjadi sebuah peringatan kemenangan yang patut dirayakan dengan berbagai kemeriahan tersendiri, salah satunya adalah tarik tambang.

 Meski dapat ditemukan dalam berbagai hal, tarik tambang sudah melekat menjadi sebuah atraksi yang menghiasi perayaan 17 Agustus-an, peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia.

Idiom ‘tarik-menarik’ juga sering kita dengar dalam banyak kesempatan. Tarik-menarik kesempatan maupun tarik-menarik kepentingan. Dan dalam konteks kehidupan kontemporer, kita menemukan korelasi kata ini dalam banyak situasi.

Tarik tambang merupakan olahraga yang membutuhkan lebih dari 2 orang dan dikategorikan menjadi olahraga tim, meski pada saat ini tarik tambang sebenarnya kurang tepat disebut olahraga, karena lebih pas jika dikategorikan sebagai hiburan.

Sebagai hiburan, tarik tambang adalah atraksi tradisional yang setiap tahun diadakan hampir di semua desa atau kampung, lebih-lebih di Jawa. Peserta yang diikutsertakan juga tidak pandang bulu, dapat digolongkan tarik tambang untuk ibu-ibu dan perempuan, atau tarik tambang untuk bapak-bapak dan kaum laki-laki.

Acara ini tidak mengunggulkan kemenangan di atas kekalahan, karena pasalnya tim yang kalah pun bisa tertawa. Maklum, ini bukan olahraga tapi kegembiraan menyambut sebuah kemerdekaan. Hadiah yang ditawarkan pun tak kala tidak seberapa, yang terpenting guyub dan dapat tertawa bersama-sama.

Dalam setiap perayaan kemerdekaan dan ulang tahun, Tarik tambang selalu eksis dan menjadi kegiatan yang tidak terlupakan. Maka dari itu, untuk mengiringi HUT ke-42, Bentara Budaya menggelar pameran seni rupa dengan tema ‘Tarik Tambang.’ Selain diniatkan sebagai perayaan, Tarik Tambang ini juga memaknai dinamika bangsa.

Adakah dalam ‘tarik-menarik’ kepentingan yang dilakukan segelintir kalangan masih menyisakan perhatian pada masyarakat pinggiran?. Pameran lukisan ini mengundang teman-teman perupa, baik pelukis maupun pematung, untuk berpartisipasi dalam kemeriahan pameran.

Kiranya, tema “Tarik Tambang” menarik untuk digarap sebagai tema kesenian, terlebih dengan menyambut datangnya pemerintahan baru di bulan November mendatang. Lewat karya seni dari para perupa, pameran ini mengajak kita merenung: Apakah kegembiraan rakyat masih jadi prioritas? Atau justru kepentingan segelintir orang yang lebih diutamakan?

“Tarik Tambang” kiranya bisa menjadi alegori bagi tarik menarik kekuasaan yang nyaris tak pernah berhenti dalam situasi politik akhir-akhir ini pasca Pemilu 2024. Nampaknya, para penguasa politik seakan sudah tidak peduli dengan fungsi dan keluhuran kuasanya.

 Mereka tarik-menarik sendiri di antara mereka sendiri, tanpa ada kaitannya lagi dengan keprihatinan dan masalah yang ada pada rakyat. “Tarik Tambang” telah menjadi tarik-tarikan kekuasaan belaka. Bukan lagi kegembiraan yang mewarnainya, tapi hasrat akan kekuasaan-lah yang mendominasinya.

Kami turut mengundang rekan media dalam pembukaan Pameran Seni Rupa 

“???????????????????? ????????????????????????????” pada:

???? Kamis, 26 September 2024

⏰ Pukul 19.00 WIB

???? Bentara Budaya Yogyakarta

Jl. Suroto no 2, Kotabaru

Pameran Berlangsung:

????️ 27 September - 4 Oktober 2024

⏰ Pukul 10.00-21.00 WIB

Semoga catatan kecil ini bisa menjadi pemicu imajinasi estetika dan seni di sekitar tema “Tarik Tambang”. Atas kesediaan Anda, kami mengucapkan banyak terima kasih.