Profil Tokoh Gorontalo
Profil Lengkap Herson Taha, Pelatih Asal Gorontalo yang Sudah Jadi Atlet Profesional Sejak SMA 90-an
Menurut asisten pelatih, Herson Taha memang sudah dalam kondisi sakit sejak dari Gorontalo. Namun dedikasinya dan demi memberi support ke atlet, ia re
Penulis: Redaksi | Editor: Wawan Akuba
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo -- Herson Taha adalah sosok pelatih sepak takraw yang telah mencatatkan banyak prestasi di tingkat nasional dan internasional.
Herson Taha menghembuskan nafas terakhir saat mendampingi atlet sepak takraw PON 2024 di Aceh, Sabtu dini hari (14/9/2024).
Menurut asisten pelatih, Herson Taha memang sudah dalam kondisi sakit sejak dari Gorontalo. Namun dedikasinya dan demi memberi support ke atlet, ia rela berangkat.
Berikut adalah profil rinci tentang Herson Taha:
Informasi Pribadi
- Nama Lengkap: Herson Taha
- Tanggal Lahir: 4 Oktober 1972
- Tempat Lahir: Telaga, Gorontalo
Herson Taha memang berasal dari keluarga yang berkecimpung di dunia sepak takraw.
Herson sudah mengenal dan menekuni olahraga ini sejak kecil.
Ia tumbuh di lingkungan yang sangat dekat dengan olahraga ini, di mana ayahnya juga seorang atlet sepak takraw.
Pendidikan
- Sekolah Dasar: SDN 1 Limehe Timur (memulai ketertarikan pada sepak takraw sejak kelas 4 SD)
- Sekolah Menengah Pertama: SMP Negeri 2 Limboto
- Sekolah Menengah Atas: SMK Nusantara (sudah menjadi atlet profesional saat duduk di bangku SMA)
- Pendidikan Tinggi: Universitas Negeri Gorontalo, jurusan Kepelatihan Olahraga
Karir Sebagai Atlet
Herson memulai karirnya sebagai atlet profesional sejak tahun 1990-an, ketika ia masih bersekolah di SMK Nusantara.
Ia sering mengikuti turnamen antar kampung hingga menjadi atlet berprestasi di berbagai kejuaraan nasional.
Karir Kepelatihan
1997-1999: Menjadi pelatih sepak takraw untuk Provinsi Sulawesi Utara di Manado.
1999: Kembali ke Gorontalo karena urusan keluarga, dan menikah di tahun yang sama.
2002: Diberi kepercayaan oleh Pemerintah Provinsi Gorontalo untuk menjadi pelatih sepak takraw di provinsi yang baru mekar dari Sulawesi Utara.
2012-sekarang: Ditunjuk sebagai pelatih Tim Nasional Indonesia cabang Sepak Takraw, membawa banyak prestasi untuk timnas.
Prestasi
Sebagai atlet dan pelatih, Herson Taha telah meraih berbagai medali dalam berbagai ajang bergengsi, di antaranya:
Medali Emas:
PON XX Papua
PON XIX Jawa Barat
PON XVIII Riau
PON XXI Aceh
Medali Perak:
- Kings Cup 2022
- Asean Games Hanoi
- Ministry of Education Brunei Darussalam
- Asean School Games 2013
- Asean School Games 2017 Singapore
Medali Perunggu:
- Istaf Super Series 2014 Myanmar
- Kings Cup 2022 Thailand
Herson adalah salah satu pelatih terbaik yang dimiliki oleh Indonesia, khususnya di cabang olahraga sepak takraw.
Kiprahnya di dunia olahraga ini tidak hanya mengharumkan nama Gorontalo, tetapi juga membawa kebanggaan bagi Indonesia di pentas internasional.
Kabar Duka
Kabar duka menyelimuti dunia olahraga Gorontalo.
Pelatih sepak takraw kawakan, Herson Taha, menghembuskan nafas terakhirnya di Aceh pada Sabtu (14/9/2024) dini hari.
Sehari sebelumnya ia sukses membawa Tim Sepak Takraw Gorontalo meraih medali emas di Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024.
Kematian Herson menjadi pukulan berat bagi Gorontalo, terutama bagi para atlet dan masyarakat yang menghargai kontribusi besar sang pelatih.
Herson, yang telah lama dikenal sebagai sosok pelatih berprestasi, dikabarkan mengalami penurunan kondisi kesehatan sejak masih berada di Gorontalo.
Wakil Ketua KONI Provinsi Gorontalo, Maman Diajakaria, mengungkapkan bahwa Herson sudah merasa kurang sehat sebelum keberangkatan ke PON.
"Beliau memang sudah merasa kurang enak badan saat di Gorontalo. Tapi dia memaksa agar ikut mengawal timnya," ujar Maman kepada TribunGorontalo.com, Sabtu (14/9/2024).
Saat tiba di lokasi pertandingan di Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh, kondisi Herson semakin memburuk hingga harus dibantu dengan kursi roda dan infus.
Meski dalam kondisi kritis, dedikasinya untuk mendampingi tim tak pernah surut.
Bahkan, di momen bersejarah saat anak asuhnya berhasil meraih medali emas, Herson tetap hadir di lapangan meski harus duduk di kursi roda.
Momen ini diabadikan dan menjadi kenangan terakhir sang pelatih bersama timnya.
"Pak Herson mendampingi timnya dalam keadaan terpasang infus dan duduk di kursi roda saat mereka berhasil meraih emas," lanjut Maman, mengingat betapa besar semangat dan dedikasi Herson hingga akhir hayatnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.