Menlu Iran Tegaskan Hak untuk Membalas atas Pembunuhan Pemimpin Hamas di Tehran

TRIBUNGORONTALO.COM – Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, pada hari Jumat (23/8/2024) menginformasikan kepada mitra Prancis dan Inggrisnya bahwa negaranya tidak ingin memperluas perang di kawasan.

Akan tetapi ia menegaskan hak Iran untuk merespons atas pembunuhan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, di Tehran oleh Israel.

Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan bahwa Araghchi secara terpisah berbicara melalui telepon dengan Menteri Luar Negeri Prancis, Stephane Sejourne, dan Menteri Luar Negeri Inggris, David Lammy.

Sekretaris luar negeri Inggris, Lammy, membahas perkembangan di Gaza dengan Araghchi dan mendesak Iran untuk berperan dalam meredakan ketegangan di kawasan tersebut.

Sementara itu, dalam pembicaraan dengan Sejourne, Araghchi menegaskan bahwa Iran menganggap pembunuhan Haniyeh di Tehran sebagai pelanggaran yang tidak termaafkan terhadap kedaulatan dan keamanan nasional Iran.

Dia menambahkan bahwa Iran berhak untuk merespons atas pembunuhan tersebut.

Sebelumnya diketahui, ketegangan semakin memuncak di Timur Tengah setelah pembunuhan kepala biro politik Hamas, Ismail Haniyeh, pada 31 Juli lalu di ibu kota Iran, Tehran. 

Beberapa jam sebelumnya, Israel juga membunuh komandan Hezbollah, Fuad Shukr, di Beirut.

Hamas dan Iran menuduh Israel bertanggung jawab atas pembunuhan Haniyeh, sementara Tel Aviv tidak memberikan konfirmasi atau penyangkalan terkait tuduhan tersebut.

Iran telah bersumpah untuk memberikan "hukuman berat" kepada Israel atas pembunuhan Haniyeh di wilayah Iran.

Eskalasi ini terjadi di tengah serangan berkelanjutan Israel terhadap Jalur Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 40.200 warga Palestina setelah serangan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu yang menewaskan 1.139 warga Israel.(*)