Demo Tolak RUU Pilkada

Kapolresta Pastikan tak Ada Polisi dan Mahasiswa Gorontalo Cedera saat Demo Tolak RUU Pilkada

Massa aksi yang semula berkumpul dengan penuh semangat akhirnya dipaksa mundur setelah polisi menggunakan water cannon dan gas air mata.

Penulis: Herjianto Tangahu | Editor: Wawan Akuba
FOTO: Herjianto Tangahu, TribunGorontalo.com
Kapolresta Gorontalo Kota, Kombes Pol Ade Permana ditemui usai aksi demonstrasi di DPRD Provinsi Gorontalo, Jumat (23/8/2024). 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Aksi demonstrasi di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Gorontalo pada Jumat (23/8/2024) memanas hingga berujung pada tindakan tegas dari aparat kepolisian.

Massa aksi yang semula berkumpul dengan penuh semangat akhirnya dipaksa mundur setelah polisi menggunakan water cannon dan gas air mata.

Kericuhan mulai terjadi ketika massa aksi yang berada di pintu selatan gedung DPRD semakin agresif dalam menyampaikan tuntutan mereka.

Aparat kepolisian yang bertugas di lokasi sempat melakukan berbagai upaya humanis untuk meredam gejolak.

Baca juga: Identitas Pria yang Ditemukan Mengapung di Sungai Bone Bolango Gorontalo, Ini Dugaan Kematian

Negosiator dari Dalmas sudah berupaya menjalin dialog dengan para demonstran, namun usaha tersebut tidak membuahkan hasil yang diharapkan.

Kapolresta Gorontalo Kota, AKBP Ade Permana, menjelaskan bahwa langkah tegas yang diambil oleh pihak kepolisian sudah sesuai dengan prosedur yang berlaku.

"Tadi dari Dalmas sudah mengawal dan negosiator telah mencoba berdialog," ujar Ade pasca aksi berlangsung.

Situasi semakin memanas ketika massa yang terus mendesak, memaksa polisi mengambil langkah yang lebih keras.

Dengan kekuatan penuh, water cannon diarahkan ke barisan depan massa aksi, membuat mereka berlarian menuruni bukit Puncak Botu, tempat kantor DPRD Provinsi Gorontalo berada.

Gas air mata juga digunakan untuk membubarkan kerumunan yang semakin sulit dikendalikan.

Kapolda Gorontalo, Irjen Pol Pudji Prasetijanto Hadi, menyatakan bahwa tindakan tersebut terpaksa dilakukan karena situasi di lokasi aksi sudah tidak lagi kondusif.

Baca juga: Gas Air Mata dan Water Cannon Paksa Mundur Massa Aksi di DPRD Provinsi Gorontalo

"Tidak ada upaya mencelakai, kami sudah berusaha humanis," tegas Irjen Pudji, menanggapi langkah yang diambil aparat.

Jenderal bintang dua itu juga menekankan bahwa pihak kepolisian sebenarnya berniat mengawal massa aksi agar dapat menyampaikan aspirasi mereka dengan damai.

Namun, ketika situasi di lapangan semakin tidak terkendali, tindakan tegas menjadi tidak terhindarkan untuk menjaga keamanan dan ketertiban.

Meski terjadi ketegangan, Kapolresta Ade Permana memastikan bahwa tidak ada korban luka dari pihak mahasiswa maupun aparat kepolisian.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved