Gorontalo Terkini

Kejati Gorontalo Digeruduk Dua Kali dalam Sehari, dari Relawan Jokowi hingga Mahasiswa

Dua demonstrasi tersebut terjadi hanya berselang satu jam. Meskipun demikian, Kejati Gorontalo tetap menerima kedua kelompok demonstran tersebut, mesk

Penulis: Arianto Panambang | Editor: Wawan Akuba
Kolase TribunGorontalo.com
Dua Aksi Unjuk Rasa di Depan Kantor Kejaksaan Tinggi Gorontalo, Rabu (3/7/2024) siang. 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo - Kejaksaan Tinggi (Kejati) Gorontalo digeruduk massa aksi dua kali dalam sehari, Rabu (03/7/2024).

Dua demonstrasi tersebut terjadi hanya berselang satu jam.

Meskipun demikian, Kejati Gorontalo tetap menerima kedua kelompok demonstran tersebut, meski awalnya pintu pagar Kejati tertutup rapat.

Para demonstran memaksa masuk untuk menyampaikan aspirasi mereka dengan tegas.

Orator dari masing-masing aksi bergantian menyampaikan tuntutan mereka.

Kedua demonstrasi ini menuntut Kejati Gorontalo untuk bergerak cepat menangani sejumlah kasus yang dinilai lamban penanganannya.

Berikut adalah dua jenis aksi unjuk rasa yang terjadi di depan Kantor Kejaksaan Tinggi Gorontalo:

1. Aksi Relawan Jokowi

Ratusan warga yang tergabung dalam Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara-JP) mengeruduk kantor Kejati Gorontalo.

Mereka menuntut penyelesaian sejumlah kasus yang masih dalam penanganan, termasuk yang ditangani Kejaksaan Negeri di tingkat kabupaten dan Polda Gorontalo.

Pantauan TribunGorontalo.com menunjukkan massa mengenakan atribut Bara-JP dan membawa puluhan mobil berhiaskan gambar Jokowi serta Prabowo-Gibran.

Mereka tiba di kantor Kejati sekitar pukul 11.30 WIB dan langsung menyampaikan aspirasi di depan kantor yang dijaga ketat oleh puluhan aparat kepolisian.

Pagar kantor Kejati ditutup rapat saat massa aksi tiba, namun tak menyurutkan semangat mereka.

Kamaruddin, salah satu orator aksi, menekankan banyaknya kasus yang belum ada penyelesaian lebih lanjut.

"Kami minta Kejaksaan Tinggi Gorontalo bersikap transparan dan memberikan penjelasan kepada kami soal beberapa kasus. Kami tidak rela uang rakyat dimakan oleh para pejabat, keserakahan mereka adalah penderitaan rakyat," katanya.

Tuntutan massa semakin menguat ketika Kamaruddin menyatakan bahwa mereka tidak akan segan-segan memaksa masuk jika pimpinan Kejati tidak menemui mereka.

Salah satu tuntutan utama adalah mendesak Kejati Gorontalo agar segera mengusut kasus Jalan Usaha Tani di Boalemo.

2. Aksi Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Bone Bolango

Isu adanya mafia tanah di proyek strategis nasional (PSN) Bulango Ulu menjadi perhatian utama dalam aksi demonstrasi yang dilakukan oleh Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Peduli Bone Bolango.

Mahasiswa meminta agar Kejati Gorontalo tidak tinggal diam terhadap dugaan mafia tanah tersebut.

Arya Syahrain, orator aksi, menyoroti dugaan keterlibatan anggota legislatif dalam proyek ini.

"Itu anggota DPRD Bone Bolango terpilih lagi tahun ini, apa karena dia masih menjabat terus Kejati Gorontalo kesulitan mengungkap kasus ini?" tanya Arya dengan retoris.

Mahasiswa mengklaim telah menyurati Kejati Gorontalo terkait masalah ini, namun belum ada tindak lanjut. Mereka meminta Kejati segera mengusut kasus ini.

Menanggapi hal ini, pihak Kejati Gorontalo mengundang lima perwakilan massa aksi untuk menjelaskan proses penanganan perkara dugaan mafia tanah di Bulango Ulu.

Sebagai informasi, Bendungan Bulango Ulu merupakan proyek strategis nasional (PSN) bernilai Rp 1.2 triliun. Presiden Joko Widodo bahkan meninjau langsung proyek seluas 483.05 hektar (Ha) ini pada 22 April 2024 lalu. (*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved