Gorontalo Terkini
Pedagang Pasar Sentral Kota Gorontalo Terancam Jatuh Terpeleset, Jalanan Becek dan Saluran Mampet
Pedagang ikan dan daging mengeluhkan kondisi jalanan di area perdagingan dan perikanan yang becek dan licin akibat saluran air yang mampet.
Penulis: Fernandes Siallagan | Editor: Wawan Akuba
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo -- Pasar Sentral Kota Gorontalo yang baru beroperasi kembali tahun 2023 lalu, kembali diterpa masalah.
Pedagang ikan dan daging mengeluhkan kondisi jalanan di area perdagingan dan perikanan yang becek dan licin akibat saluran air yang mampet.
Kondisi ini bukan hanya mengganggu aktivitas berdagang, tapi juga membahayakan keselamatan.
Amin Ahyari, seorang pedagang ikan, mengungkapkan bahwa setiap bulan pasti ada satu sampai tiga orang yang terpeleset di area tersebut.
Baca juga: Mengungkap Arti Mimpi Bakar-Bakar Ikan, Bisa jadi Mencerminkan Perasaan Puas
"Minggu lalu ada yang terpleset, oma-oma kasiang (kasihan). Untung tidak kenapa-kenapa," ungkapnya kepada TribunGorontalo.com, Kamis (23/5/2024).
Keluhan serupa juga disampaikan pedagang lain, M. Ia menambahkan bahwa keran air di pasar juga tidak berfungsi, sehingga pedagang harus menimba air menggunakan selang.
"Keran ini kelihatannya baru, tapi tidak berfungsi. Seperti formalitas saja," kata M.
Ironisnya, di tengah kondisi yang memprihatinkan ini, para pedagang tetap diwajibkan membayar retribusi. Biaya retribusi pun masih dalam pembicaraan karena sepinya pembeli.
Pemerintah Kota Gorontalo mengakui belum bisa berbuat banyak untuk menyelesaikan masalah ini karena hak kelola pasar masih dipegang oleh Kementerian Perdagangan RI.
Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Kota Gorontalo, Faniear, mengungkapkan pihaknya hanya mengantongi surat ijin guna bangunan untuk para pedagang setempat.
"Tapi kita udah hubungi kembali pihak kontraktor untuk dilakukan perbaikan untuk masalah itu," jelas Faniear.
Namun, perbaikan tersebut terkendala oleh dana. Diperkirakan dana sebesar Rp 2 miliar dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah ini, namun dana tersebut sulit didapat karena pemasukan dari retribusi tidak bisa menutupinya.
"Kita dikasih hak kelola itu sekitar bulan Augustus 2023. Kami masih nunggu serah terima hak kelola," tandas Faniear. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.