Penjabat Wali Kota Gorontalo

6 Nama Diusulkan Jadi Calon Penjabat Wali Kota Gorontalo, Sosok Ini Diusulkan 2 Kali

Untuk itulah, DPRD Kota Gorontalo mengusulkan 3 nama dan pemprov Gorontalo mengusulkan 3 nama calon penjabat Wali Kota

Editor: Ponge Aldi
TRIBUNGORONTALO/PRAILAKARAUWAN
Kantor Wali Kota Gorontalo 

"Tepatnya saat itu di tahun 1531 masehi dengan adanya pemerintahan Wadipalapa," ungkapnya pada pidato Rapat Paripurna DPRD Kota Gorontalo dalam rangka HUT Ke-296 Kota Gorontalo.

Saat itu, ungkap Ismail, masyarakat hidup berkelompok kecil. "Ada sekitar 17 belas kelompok kecil tersebut yang hidup di Gorontalo," ungkapnya.

Saat itu ada lima kerajaan besar, yaitu kerajaan Hulonthalangi yang sekarang menjadi Kota Gorontalo, Kerajaan Limutu sekarang Kabupaten Gorontalo, kerajaan Suwawa yang sekarang menjadi Kabupaten Bone Bolango, Kerajaan Atinggola yang sekarang Kabupaten Gorontalo Utara, Kerajaan Boalemo sekarang Kabupaten Boalemo yang meliputi Paguat dan Pohuwato.

Saat itu, lanjut Ismail, ada dua kerajaan yang saat itu sangat besar pengaruh kekuasaanya. "Yaitu Hulonthalangi dan Limutu," ungkap Ismail.

Selain dari lima kerajaan di atas, sebenarnya, lanjut Ismail, ada juga beberapa kerajaan-kerajaan kecil. Saat pemerintahan Sultan Botutihe, kerajaan tersebut mendapatkan peningkatan terutama dalam bidang kelapa.

Saat itu pusat kerajaan berada di Dungingi yang sekarang berada di sekitar Kelurahan Tuladenggi dan Huangobotu. "Karena di sana merupakan pusat pengolahan kelapa," ungkapnya.

Sultan Botutihe melihat gelagat yang tidak baik oleh penjajah Belanda, Ismail mengungkap, akhirnya Sultan Botutihe pusat kerajaan tersebut. Hal ini dilakukan untuk melindungi pintu masuk bandar kota pelabuhan.

Pemindahan pusat kerajaan ini diperkirakan terjadi pada 1100 Hijriah yang bertepatan dengan 19 Maret tahun 1728 Masehi.

Dalam buku sejarah yang ditulis oleh seorang peneliti menyebutkan bahwa ketepatan lahirnya Kota Gorontalo ditandai dengan perpindahan pusat kerajaan tersebut.

"Hari lahir Kota Gorontalo ditetapkan 19 Maret, 1728 Masehi yang bertepatan dengan enam hari bulan Syaban 1140 Hijriah," ungkap Ismail.

Perpindahan tersebut berada di sekitar Kelurahan Biawu dan Biawao. Penetapan tersebut telah ditetapkan dalam peraturan daerah.

Itulah sejarah lahirnya Kota Gorontalo yang saat ini diperingati ke-296. "Semoga Tuhan memberikan rahmat dan karunia nya untuk daerah tercinta kita ini," tutup Ismail. (*/Praila/Jian)

Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved