Berita Kota Gorontalo
3 Nama Diusulkan Jadi Penjabat Wali Kota Gorontalo, Ada Sekda hingga Kadis Kominfo
Tercatat ada tiga nama yang telah diajukan oleh DPRD Kota Gorontalo sebagai penjabat Wali Kota Gorontalo ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
Penulis: Herjianto Tangahu | Editor: Fadri Kidjab
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Marten Taha kini di penghujung jabatannya sebagai Wali Kota Gorontalo.
Tercatat ada tiga nama yang telah diajukan oleh DPRD Kota Gorontalo sebagai penjabat Wali Kota Gorontalo ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
Hal itu disampaikan oleh Andi Helda M Nyiwi, Anggota Komisi B DPRD Kota Gorontalo, saat dikonfirmasi TribunGorontalo.com, Rabu (29/5/2024).
Helda menyebut pengusulan ketiga figur itu merupakan hasil rapat paripurna DPRD Kota Gorontalo, Senin (27/5/2024).
"Ketiga nama itu sudah sesuai dengan pertimbangan-pertimbangan dan usulan dan sejumlah fraksi," ujar Helda.
Adapun penjabat Wali Kota Gorontalo itu adalah Ismail Madjid (Sekda Kota Gorontalo), Nuryanto (Kaban Keuangan Kota Gorontalo), dan Rifli M Katili (Kadis Kominfo Provinsi Gorontalo).
Menurut Helda, pihaknya masih menunggu keputusan Kemendagri mengenai siapa sosok pengganti Marten Taha.
"Kemungkinan bulan depan sudah ada hasilnya karena wali kota (Marten Taha) akan selesai pada 2 Juni mendatang," tandasnya.
Baca juga: 7 Sosok Wanita Caleg Terpilih DPRD Boalemo Periode 2024-2029, Didominasi Petahana
Profil Kota Gorontalo

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Gorontalo, Ismail Madjid menjelaskan sejarah singkat mengenai lahirnya Kota Gorontalo.
Ismail menjelaskan awal mulanya terbentuk sejarah Kota Gorontalo padaabad ke-16
"Tepatnya saat itu di tahun 1531 masehi dengan adanya pemerintahan Wadipalapa," ungkapnya pada pidato Rapat Paripurna DPRD Kota Gorontalo dalam rangka HUT Ke-296 Kota Gorontalo.
Saat itu, ungkap Ismail, masyarakat hidup berkelompok kecil.
"Ada sekitar 17 belas kelompok kecil tersebut yang hidup di Gorontalo," ungkapnya.
Saat itu ada lima kerajaan besar, yaitu kerajaan Hulonthalangi yang sekarang menjadi Kota Gorontalo, Kerajaan Limutu sekarang Kabupaten Gorontalo, kerajaan Suwawa yang sekarang menjadi Kabupaten Bone Bolango, Kerajaan Atinggola yang sekarang Kabupaten Gorontalo Utara, Kerajaan Boalemo sekarang Kabupaten Boalemo yang meliputi Paguat dan Pohuwato.
Saat itu, lanjut Ismail, ada dua kerajaan yang saat itu sangat besar pengaruh kekuasaanya.
"Yaitu Hulonthalangi dan Limutu," ungkap Ismail.
Selain dari lima kerajaan di atas, sebenarnya, lanjut Ismail, ada juga beberapa kerajaan-kerajaan kecil.
Saat pemerintahan Sultan Botutihe, kerajaan tersebut mendapatkan peningkatan terutama dalam bidang kelapa.
Saat itu pusat kerajaan berada di Dungingi yang sekarang berada di sekitar Kelurahan Tuladenggi dan Huangobotu.
"Karena di sana merupakan pusat pengolahan kelapa," ungkapnya.
Sultan Botutihe melihat gelagat yang tidak baik oleh penjajah Belanda, Ismail mengungkap, akhirnya Sultan Botutihe pusat kerajaan tersebut.
Hal ini dilakukan untuk melindungi pintu masuk bandar kota pelabuhan.
Pemindahan pusat kerajaan ini diperkirakan terjadi pada 1100 Hijriah yang bertepatan dengan 19 Maret tahun 1728 Masehi.
Dalam buku sejarah yang ditulis oleh seorang peneliti menyebutkan bahwa ketepatan lahirnya Kota Gorontalo ditandai dengan perpindahan pusat kerajaan tersebut.
"Hari lahir Kota Gorontalo ditetapkan 19 Maret, 1728 Masehi yang bertepatan dengan enam hari bulan Syaban 1140 Hijriah," ungkap Ismail.
Perpindahan tersebut berada di sekitar Kelurahan Biawu dan Biawao.
Penetapan tersebut telah ditetapkan dalam peraturan daerah.
Itulah sejarah lahirnya Kota Gorontalo yang saat ini diperingati ke-296.
"Semoga Tuhan memberikan rahmat dan karunia nya untuk daerah tercinta kita ini," tutup Ismail.
Ikuti Saluran WhatsApp TribunGorontalo untuk informasi dan berita menarik lainnya
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.