Kasus Pembunuhan Vina
Polisi Selalu Dibully dalam Kasus Vina Cirebon, Eks Jenderal Bintang Dua Akui Gerah
Aryanto Sutadi, Mantan Jenderal Polisi bintang dua mengaku gerah karena polisi terus-menerus menjadi sasaran bully di kasus pembunuhan Vina Cirebon.
Dia mengaku gerah dengan tuduhan bahwa polisi tidak menyelesaikan kasus tersebut pada tahun 2016 seperti yang dituduhkan oleh beberapa pihak.
"Dalam waktu 15 hari ketangkep (Pegi, salah satu DPO), polisi tetap saja di-bully seakan-akan kok dulu-dulu 8 tahun diburu tidak didapat tapi sekarang 15 hari aja ketangkep."
"Sampai sekarang saya beri penjelasan susah banget kepada orang-orang ini, terutama pengacara. Tidak bisa dilanjutkan saat itu karena tiga keterangan DPO dicabut," tuturnya.
Polisi Beberkan Alasan Belum Munculkan Sosok Pegi ke Publik Pasca Ditangkap atas Pembunuhan Vina
Sebelumnya pihak Polda Jawa Barat memberikan respons terhadap keputusan belum menampilkan foto Pegi Setiawan.
Pegi Setiawan merupakan Daftar Pencarian Orang (DPO) dalam kasus pembunuhan Vina dan pacarnya, Eki, pada tahun 2016.
Pegi, yang juga dikenal dengan nama Perong, ditangkap di Bandung, Jawa Barat, pada hari Selasa (21/5/2024) saat sedang bekerja sebagai buruh bangunan.
Setelah penangkapan itu, keluarga Vina menekan pihak kepolisian untuk segera mengungkapkan Pegi kepada publik secara transparan.
Hal ini karena ada banyak spekulasi yang muncul bahwa Pegi yang ditangkap bukanlah pelaku sebenarnya.
Melansir dari Tribunnews.com, pernyataan ini disampaikan langsung oleh kuasa hukum keluarga Vina dari Cirebon, Raden Reza dari firma hukum Hotman 911.
Dimana menyatakan bahwa saat ini masyarakat tengah berspekulasi mengenai foto dan identitas Pegi.
"Kami berharap Polda Jabar mengumumkan secara terbuka dan transparan, menghadirkan terduga pelaku biar orang tidak liar, tidak berspekulasi, ini benar atau tidak," ungkap Reza, Kamis (23/5/2024). Dikutip dari Tribunjabar.id
Reza menuturkan bahwa semakin lama pihak Polda Jabar menyembunyikan sosok Pegi, maka spekulasi dari masyarakat akan semakin luas.
Terutama di media sosial serta dikhawatirkan akan memiliki dampak buruk pada citra polisi.
"Jadi dengan dimunculkan wajah Pegi, tidak memunculkan keragu-raguan. Sekarang kan makin liar. Takutnya malah berbahaya bagi institusi polisi, orang makin tidak percaya," ujarnya.
Mengenai hal tersebut, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Jabar, Kombes Pol Jules Abraham Abast, memberikan pernyataan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.