WALHI Gorontalo
Simpul WALHI Gorontalo Diresmikan, Siap Kawal Isu Lingkungan
Pembentukan Simpul WALHI Gorontalo merupakan hasil dari proses panjang yang diperjuangkan oleh para aktivis lingkungan di Gorontalo.
Penulis: Redaksi | Editor: Wawan Akuba
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo -- Sebanyak 11 organisasi non-pemerintah dan pencinta alam di Gorontalo resmi menandatangani pembentukan Simpul Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Gorontalo.
Hal ini menandai langkah baru dalam perjuangan pelestarian lingkungan hidup dan advokasi di Gorontalo.
Pembentukan Simpul WALHI Gorontalo merupakan hasil dari proses panjang yang diperjuangkan oleh para aktivis lingkungan di Gorontalo.
"Walaupun saat ini baru berbentuk simpul, ini merupakan awal yang baik untuk memperkuat perjuangan kita dalam melindungi lingkungan hidup dan hak-hak rakyat," ujar Rahman Dako, aktivis lingkungan.
WALHI Nasional akan memberikan asistensi kepada Simpul WALHI Gorontalo untuk memperkuat kapasitas dan kemampuannya dalam menjalankan tugas-tugasnya.
Baca juga: Mitra GEF SGP Wilayah Gorontalo Belajar Bersama Ilmu Fotografi
“Asistensi adalah mekanisme internal kami untuk mendampingi simpul dalam menjalankan kerja-kerja terkait kelestarian lingkungan hidup dan advokasi persoalan perampasan wilayah kelola rakyat di Gorontalo,” ucap Hadi Jatmiko, Kepala Divisi Penguatan Kelembagaan WALHI Nasional.
Gorontalo menghadapi berbagai persoalan lingkungan hidup dan perampasan ruang hidup rakyat. Di wilayah pesisir, Cagar Alam Tanjung Panjang terancam akibat alih fungsi lahan mangrove menjadi tambak.
Konflik agraria antara warga dan perusahaan juga terjadi di Kabupaten Boalemo dan Kabupaten Pohuwato akibat perkebunan sawit.
"Belum lama ini juga konflik pecah di wilayah pertambangan di Pohuwato. Akibatnya, banyak warga yang menjadi korban," ujar Tarmizi Abbas, Koordinator Inhides, salah satu lembaga yang bergabung dalam simpul.
Pembentukan Simpul WALHI Gorontalo diharapkan dapat menjadi wadah bagi para aktivis lingkungan dan masyarakat untuk memperkuat perjuangan dalam melindungi lingkungan hidup dan hak-hak rakyat.
Sejak 1980, WALHI telah berdiri kokoh sebagai organisasi pelestarian lingkungan terbesar di Indonesia.
Dengan 487 organisasi anggota dan 203 individu yang tersebar di 28 provinsi, WALHI aktif memperjuangkan kelestarian lingkungan dan keadilan sosial.
Baca juga: Terbengkalai! Begini Wajah Ekowisata Mangrove Pantai Pohon Cinta Senilai Rp 200 Juta
Perjuangan WALHI tak lepas dari tantangan berat, terutama di era dominasi kapitalisme global.
Agenda pasar bebas dan liberalisme baru, serta dukungan kekuatan politik terhadap kepentingan negara industri, telah menjadikan rakyat, lingkungan, dan sumber daya alam sebagai korban akumulasi kapital.
Eksploitasi dan pengerukan sumber daya alam yang tak terkendali telah memicu krisis lingkungan, mengancam tatanan ekonomi, sosial, dan budaya, dan membahayakan keselamatan rakyat di pedesaan dan perkotaan.
"Terwujudnya suatu tatanan sosial, ekonomi dan politik yang adil dan demokratis yang dapat menjamin hak-hak rakyat atas sumber-sumber kehidupan dan lingkungan hidup yang sehat dan berkelanjutan," visi WALHI dikutip dari walhi.or.id. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.