Vaksin AstraZeneca

Vaksin AstraZeneca Diklaim Punya Efek Samping Pembekuan Darah, BPOM: Manfaat Lebih Besar dari Risiko

Beberapa waktu lalu, publik dihebohkan pemberitaan media Inggris mengenai pengakuan AstraZeneca.

Editor: Fadri Kidjab
TribunGorontalo.com
Ilustrasi - Pengakuan AstraZeneca mengenai vaksin Covid-19 menghebohkan publik 

TRIBUNGORONTALO.COM – Beberapa waktu lalu, publik dihebohkan pemberitaan media Inggris mengenai pengakuan AstraZeneca.

AstraZeneca mengakui vaksin Covid-19 buatan mereka memberi efek samping berupa thrombosis with thrombocytopenia syndrome atau trombosis dengan sindrom trombositopenia (TTS).

Hal ini memicu reaksi masyarakat Indonesia.

Betapa tidak, setidaknya 70 juta vaksin AstraZeneca beredar di Indonesia pada masa pandemi Covid-19.

Mengenai hal ini, Ketua Komisi Nasional Pengkajian dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (Komnas PP KIPI), Prof Hinky Hindra Irawan Satari menyebut, tidak ada kejadian sindrom trombosis dengan trombositopenia atau thrombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca di Indonesia.

Ia menuturkan, pemantauan dan pengawasan terkait vaksin masih dilakukan oleh Komnas KIPI.

Hingky pula menegaskan keamanan dan manfaat sebuah vaksin sudah melalui berbagai tahapan uji klinis, mulai uji klini tahap 1, 2, 3 dan 4 termasuk vaksin Covid-19 yang melibatkan jutaan orang, sampai dikeluarkannya izin edar.

"Dan pemantauan terhadap keamanan vaksin masih terus dilakukan setelah vaksin beredar” kata Prof Hinky dikutip dalam keterangan resmi pada Kamis (2/5/2024).

Sesuai rekomendasi WHO, Komnas KIPI bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan BPOM melakukan surveilans aktif terhadap berbagai macam gejala atau penyakit yang dicurigai ada keterkaitan dengan vaksin Covid-19 termasuk TTS.

Survei dilakukan di 14 rumah sakit di 7 provinsi yang memenuhi kriteria selama lebih dari satu tahun.

“Selama setahun, bahkan lebih, kami amati dari Maret 2021 sampai Juli 2022. Kami lanjutkan lebih dari setahun karena tidak ada gejalanya, jadi kami lanjutkan beberapa bulan untuk juga supaya memenuhi kebutuhan jumlah sampel yang dibutuhkan untuk menyatakan ada atau tidak ada keterkaitan. Sampai kami perpanjang juga tidak ada TTS pada AstraZeneca,” jelas Prof Hinky.

“Sehingga, kami melaporkan pada waktu itu tidak ada kasus TTS terkait vaksin Covid-19,” lanjut dia.

Sosok Carina Joe Penemu Vaksin AstraZeneca Disebut Ganjar saat Debat, Kini Jadi Ilmuwan Dunia

Lantas, bagaimana respons BPOM?

Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM RI) menyatakan bahwa hasil kajian terhadap surveilan aktif dan rutin terkait keamanan vaksin Covid-19 Astra Zeneca menunjukkan hasil manfaat pemberian vaksin Covid-19 AstraZeneca lebih besar daripada risiko efek samping yang ditimbulkan.

Hingga April 2024, tidak terdapat laporan kejadian terkait keamanan termasuk kejadian TTS di Indonesia yang berhubungan dengan vaksin Covid-19 AstraZeneca.

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved