Tumbilotohe Gorontalo
BREAKING NEWS: Pj Gubernur Gorontalo Ismail Pakaya Nyalakan Lampu Pertama Tumbilotohe
Prosesi penyalaan lampu pertama berlangsung dengan khidmat dan penuh makna. Diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran dan doa bersama.
Penulis: Husnul Puhi | Editor: Wawan Akuba
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo -- Pj Gubernur Gorontalo, Ismail Pakaya, secara resmi membuka tradisi Tumbilotohe 1445 Hijriah dengan menyalakan lampu pertama di Alikusu, halaman Kantor Gubernuran Gorontalo, Sabtu (6/4/2024).
Prosesi penyalaan lampu pertama berlangsung dengan khidmat dan penuh makna. Diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran dan doa bersama.
Ismail Pakaya, dalam sambutannya, menyampaikan bahwa tradisi Tumbilotohe merupakan warisan budaya yang harus dilestarikan.
Ismail Pakaya optimis bahwa tradisi Tumbilotohe akan menjadi daya tarik wisata yang mendunia.
Baca juga: Persiapan Malam Pasang Lampu di Bolango Riverside, Ada Terowongan Cahaya Tumbilotohe Menanti
Menurutnya, Pemerintah Provinsi Gorontalo akan terus mendukung dan mempromosikan tradisi Tumbilotohe kepada wisatawan domestik dan mancanegara.
Suasana di halaman Kantor Gubernuran Gorontalo begitu gembira dan meriah.
Lampu-lampu botol dengan sumbu dan berbahan bakar minyak tanah menghiasi area tersebut, menambah semarak suasana malam Tumbilotohe.
Apa itu Tumbilotohe?
Tradisi Tumbilotohe di Gorontalo konon telah berlangsung sejak abad 15. Dahulu, masyarakat menggunakan wamuta (sejenis seludang), tohetutu (damar), dan padamala (wadah dari kima, kerang, atau pepaya) sebagai penerangan.
Seiring waktu, tradisi ini berkembang dengan penggunaan minyak tanah dan kini lampu listrik.
Tradisi ini bukan sekadar hiasan, tetapi memiliki makna religius dan sosial. Tumbilotohe mencerminkan rasa syukur atas datangnya bulan Ramadhan dan menyambut Hari Raya Idul Fitri.
Baca juga: Alikusu Tumbilotohe Didirikan di Rujab Gubernur, Tanda Perayaan Segera Dimulai
Cahaya yang terang benderang melambangkan kemenangan iman dan harapan baru.
Malam Tumbilotohe menjadi malam paling ramai di Gorontalo. Ribuan lampu hias dipasang di berbagai sudut kota, diiringi lantunan pantun dan atraksi budaya.
Tradisi ini menjadi ajang silaturahmi dan hiburan bagi masyarakat. Biasanya digelar tiga hari sebelum lebaran Idulfitri.
Keunikan Tumbilotohe terletak pada penggunaan lentera tradisional yang dihiasi janur kuning dan dihiasi dengan pisang sebagai lambang kesejahteraan dan tebu sebagai lambang keramahan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.