Ribuan Lampu Botol Minyak Siap Terangi Pohuwato saat Tumbilotohe Gorontalo

TRIBUNGORONTALO.COM, Pohuwato - Tradisi Tumbilotohe di Kabupaten Pohuwato, Gorontalo, semakin dekat.

Hal ini terlihat dari ramainya pedagang lampu botol minyak di sejumlah pusat keramaian.

Salah satu pedagang, Ismail Monoarfa (52), mengaku telah mempersiapkan 1000 lampu botol minyak untuk dijual menjelang Tumbilotohe.

"Untuk bulan Ramadan kali ini dipastikan akan ramai. Saya juga persiapkan sampai 1.000 botol minyak untuk memeriahkan Tumbilotohe," paparnya kepada tribungorontalo.com, Sabtu (30/3/2024).

Baca juga: Sampah Menumpuk di Depan Kantor Camat Tilamuta, Warga Resah

Ismail mengatakan, dirinya telah menerima pesanan 300 botol minyak dari beberapa dinas di Pohuwato untuk dipasang di pintu masuk kantor.

"Tetap akan tersisa sampai 200 dan 300 botol minyak untuk di jual langsung kepada masyarakat Pohuwato," ungkapnya.

Ismail berharap tradisi Tumbilotohe tetap dilestarikan dan lampu botol minyak tidak digantikan dengan lampu elektrik.

"Semoga tidak tergantikan dengan lampu elektrik, sebab, Warga Provinsi Gorontalo sudah melekatkan lampu botol sebagai penerang di perayaan Tumbilotohe," tutupnya.

Usaha Menguntungkan

Berjualan lampu botol minyak menjadi sumber rezeki bagi Ismail. Dalam sepekan, ia mampu menjual 2.000 hingga 4.000 botol dan meraih keuntungan hingga Rp 6 juta.

"Saya sudah menjalani usaha ini sejak 2018, dan alhamdulillah setiap bulan Ramadan selalu mendapatkan keuntungan yang cukup lumayan," ujarnya.

Bagi masyarakat Gorontalo, lampu botol minyak bukan hanya penerangan, tetapi juga ciri khas Ramadan dan tradisi Tumbilotohe.

Baca juga: 5 Berita Populer Gorontalo 30 Maret 2024:Warga Hilang hingga Tumbilotohe Boalemo Pakai Minyak Goreng

"Saya sudah beberapa kali membeli lampu botol minyak dari Pak Ismail, kualitasnya bagus dan harganya pun terjangkau," kata Taupik Udango (34), salah satu pelanggan setia Ismail.

Tradisi Tumbilotohe dan penggunaan lampu botol minyak merupakan bagian dari budaya Gorontalo yang harus dilestarikan.

Apa itu Tumbilotohe?