Ramadan Gorontalo 2024

Makam Aulia Ta Bala Bala, Waliyullah Penyebar Agama Islam di Gorontalo

Ta Bala-bala salah satu di antara sejumlah aulia yang turut menyebarkan agama Islam di Gorontalo, Provinsi Gorontalo

Penulis: Herjianto Tangahu | Editor: Ponge Aldi
TRIBUNGORONTALO/HERJIANTO TANGAHU
Area cagar budaya, Makam aulia Ta Bala-bala, Desa Luwoo, Kecamatan Telaga Jaya, Kabupaten Gorontalo. 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo - Ta Bala-bala salah satu di antara sejumlah aulia yang turut menyebarkan agama Islam di Gorontalo, Provinsi Gorontalo

Nama asli Ta Bala-bala adalah Isa Polumbulo Bin Dubaili, merupakan seorang tokoh agama asal Ternate dan menyebarkan agama Islam di Gorontalo pada abad ke-18.

Ta Bala-bala atau makam yang dipagar, memiliki arti yang lebih esensial daripada itu.

Makam beliau berada di belakang Masjid Baitul Ridla, Desa Luwoo, tepatnya di area pemakaman umum.

Kepala Desa Luwoo Ibrahim Rahman menjelaksan bahwa makna dari kata Ta Bala-bala adalah orang yang terjaga, di pagar, dilindungi oleh sejumlah aulia dari segala penjuru Gorontalo.

“Kalau bisa dilihat secara geografis, makam beliau ini sudah paling sentral berada di tengah-tengah dari makam aulia yang lainnya,” ujar Ibrahim.

Ta Bala-bala dikenal dengan sosok yang tertutup, termasuk dalam permasalahan hidup, Ibrahim menyebut bahwa beliau tidak ingin masalah beliau diketahui banyak orang.

“Bahkan sampai gelar aulia yang disematkan kepada beliau saja, masih banyak orang yang tidak tau. Tapi bahwa bukan itu tujuan sebenanrnya beliau berdakwa d isini,” ulas Ibrahim.

Pemerintah Desa Luwoo sering memperingati haul Ta Bala-bala Ketika memasuki bulan Jumdadil Awal.

Makam aulia Ta Bala-bala saat ini telah resmi menjadi cagar budaya di Provinsi Gorontalo.

“Diusulkan sejak tahun 2019, namun baru diresmikan tahun 2021,” ungkap Ibrahim.

Tak hanya sendiri, dalam Kawasan makam Ta Bala-bala, terdapat juga makam istri dan satu anakanya.

Area pemakaman tersebut meski telah menjadi cagar budaya, namun akses penggunannya masih tetap sama seperti sebelumnya.

“Cara budaya itu khusus di area makam yang dipagar itu, sementara yang lainnya tetap masih pemakaman umum, buka setlah subhu dan tutup setelah isya,” terangnya.

Terdapat sekitar hamper 200 makam di area tersebut, Ibrahim menyebut bahwa hamper semuanya analah masyarakat Desa Luwoo, lebih khusus adalah tokoh-tokoh desa dan juga para pengurus masjid tersebut.

Akses menuju lokasi pemakaman sangat mudah, lokasinya hanya berjarak 8 kilometer dari pusat Kota Gorontalo, atau hanya membutuhkan waktu sekitar 10-20 menit menggunakan sepeda motor.

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved