Berita Kota Gorontalo
Taman Kota Gorontalo, dari Ramai Menjadi Sepi, Fasilitas Rusak dan Pengunjung Menurun
Kemudian, dengan adanya taman kota, dapat digunakan sebagai area untuk berinteraksi, berkomunikasi, dan beraktivitas seperti olah raga, rekreasi
Penulis: Redaksi | Editor: Wawan Akuba
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo -- Taman Kota Gorontalo yang dulunya ramai dikunjungi warga kini kondisinya memprihatinkan, terutama di awal Ramadan 1445 H/2024M.
Taman yang terletak di Jalan Jaksa Agung Suprapto, Kota Gorontalo ini terlihat sepi pengunjung, dengan sampah berserakan dan rumput-rumput yang panjang.
Beberapa fasilitas taman juga terlihat rusak termakan usia, seperti ayunan, perosotan, toilet, dan lainnya.
Hal ini tentu saja membuat pengunjung tidak nyaman dan enggan untuk datang.
Kondisi ini berimbas pada para pedagang yang berjualan di taman.
Adi Suratinoyo, seorang penyewa mainan anak-anak di taman tersebut, mengungkapkan bahwa jumlah pengunjung yang menyewa mainan menurun drastis.
"Dulu biasanya pengunjung yang menyewa lebih dari 15 sampai 20 orang per hari. Sekarang yang menyewakan tinggal 2 atau 3 orang saja," ungkap Adi kepada TribunGorontalo.com.
Penurunan pengunjung ini membuat Adi kesulitan untuk mendapatkan penghasilan. Ditambah lagi, jarak rumahnya yang cukup jauh dari taman kota.
Taman kota merupakan salah satu kebutuhan vital yang harus terpenuhi di kawasan perkotaan.
Tujuan diselenggarakan taman kota adalah untuk kelestarian, keserasian, dan keseimbangan ekosistem perkotaan yang meliputi unsur lingkungan, sosial, dan budaya.
Taman kota memiliki fungsi ekologis dan sosialis yang cukup tinggi. Keberadaan taman kota dapat membantu mereduksi polusi udara yang ada di kota.
Taman Kota juga dapat digunakan sebagai wadah dalam menciptakan interkasi sosial hingga membentuk budaya sehat bagi masyarakat perkotaan.
Secara ekologis, setiap satu hektar daun hijau yang ada di taman dapat menyerap delapan kilogram CO2 yang setara dengan CO2 yang diembuskan oleh sekitar 200 orang dalam waktu yang sama.
Hal tersebut tentu dapat meminimalisir risiko adanya berbagai gangguan kesehatan masyarakat perkotaan.
Kemudian, dengan adanya taman kota, dapat digunakan sebagai area untuk berinteraksi, berkomunikasi, dan beraktivitas seperti olah raga, rekreasi, dan lain sebagainya yang pada akhirnya dapat mengarahkan masyarakat menuju pola hidup yang sehat. (Magang/Shaf)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.