Human Interest Story
Sosok Isnawati Mohamad, Sang Dosen Pencetus Karawo Ecoprint Gorontalo
Inilah sosok Isnawati Mohamad, pemilik UMKM Tiar Handycraft yang berfokus pada desain Karawo Ecoprint.
Penulis: Fernandes Siallagan | Editor: Fadri Kidjab
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Inilah sosok Isnawati Mohamad, pemilik UMKM Tiar Handycraft yang berfokus pada desain Karawo Ecoprint.
Isnawati sejatinya dosen Jurusan Seni Rupa dan Design Universitas Negeri Gorontalo.
Sarjana lulusan Seni Rupa di Universitas Negeri Gorontalo 2007 ini tengah mmelanjutkan program magister di Jurusan Pendidikan Seni Universitas Pendidikan Indonesia.
Wanita kerap disapa Isna ini mulai menceritakan awal mula ia menggeluti bidang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Kepemilikan UMKM Tiar Handycraft bermula saat Isna memulai kolaborasi dengan Bank Indonesia.
Timnya membuat UMKM Ekonomi Kreatif yakni fesyen yang terbuat dari eceng gondok.
Namun, setelah Covid-19 melanda, usaha yang dibangunnya itu tidak bisa bertahan.
Berangkat dari kondisi itu, Isna mencari alternatif dengan mendapatkan ide desain ecoprint pada tahun 2021.
Ecoprint adalah teknik cetak warna kain yang menggunakan warna dan motif alam. Misalnya daun, bunga, dan lain sebagainya.
Untuk memaksimalkan usaha ini, Isna mengambil kursus di Yogyakarta.
"Kalau hanya ecoprinting-kan di tempat lain juga ada. Di sini kita tambahin karawonya," kata Isna kepada TribunGorontalo.com, Jumat (23/2/2024).
Saat ini bisnisnya sudah mulai berkembang lantaran masyarakat mulai tertarik pada Karawo.
Hal inilah yang membuat Isna berani mempekerjakan sekitar 40 Karyawan untuk mendukung semua proses dalam pembuatan produknya.
Isna berharap dalam waktu dekat mereka bisa 'Go Internasional' guna memperkenalkan karawo ecoprint ke dunia.
Di sela-sela kesibukannya sebagai dosen dan pengusaha, ia tetap mementingkan pendidikan.
Sekarang ini Isna adalah kandidat doktor di Universitas Negeri Semarang.
Ia senang bisa menjadi seorang praktisi yang mampu memberikan ilmu praktis terhadap mahasiswa didiknya.
"Kalau hanya sekadar teori tanpa praktik belum tentu bisa. Kalau saya sudah menjalankan (praktik)," tambahnya.
Isna memang senang belajar hal baru. Sebelum menjadi seorang pengrajin, Isna sempat menjadi Make Up Artist (MUA) terkenal di Gorontalo.
Isna bahkan mengklaim ia sempat jadi satu-satunya MUA perempuan terkenal di Gorontalo kala itu.
Namun, karena semakin maraknya MUA, Isna beralih ke dunia kain yang berkembang sampai saat ini.
Ia juga membuka Salon Isna di Jl HB Jassin, Kelurahan Limba U II, Kecamatan Kota Selatan, Kota Gorontalo.
"Ini marwah hidup 40 karyawan saya, jadi saya harus berkembang," pungkasnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.