Monumen di Gorontalo
Patung Langga jadi Pengingat Budaya dan Semangat Bela Diri Gorontalo
Dibangun pada tahun 2015, patung ini menampilkan dua orang pria dewasa yang berpose kuda-kuda, gerakan dasar bela diri Langga yang telah ada sejak aba
Penulis: Prailla Libriana Karauwan | Editor: Wawan Akuba
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Berdiri kokoh di Jalan Sultan Botutihe, Patung Langga menjadi simbol budaya dan semangat bela diri Gorontalo.
Dibangun pada tahun 2015, patung ini menampilkan dua orang pria dewasa yang berpose kuda-kuda, gerakan dasar bela diri Langga yang telah ada sejak abad ke-16.
Lebih dari sekadar hiasan, Patung Langga menyimpan pesan penting bagi masyarakat Gorontalo.
Patung langga merupakan sebuah monumen Gorontalo ingatkan warga tentang pentingnya bela diri.
Patung langga yang terletak di Jalan Sultan Botutihe ini dibangun pada tahun 2015 saat pemerintahan Gubernur Rusli Habibie.
Baca juga: Wajah Patung Bundaran Saronde Retak-Retak dan Cat Memudar
Patung ini nampak sedang memakai pakaian serba hitam dengan sarung yang melilit di bagian pinggang berwarna kuning.
Tak lupa dengan penutup kepala berwarna cokelat. Patung ini diletakkan pada bangunan melingkar yang terdapat lambang dan tulisan Provinsi Gorontalo.
Di bawah patung ini, dibuat layaknya taman. Patung langga ini mengajarkan bahwa di Gorontalo mempunyai atraksi bela diri yang sekarang juga telah dijadikan sebagai tarian langga.
Bela diri langga ini mulai berkembang sejak abad 16 bertepatan dengan masuknya agama islam ke Gorontalo.
Bela diri langga ini lahir tanpa harus mempelajari struktur gerak atau teknik bela diri pada umumnya.
Inilah salah satu alasan mengapa bela diri langga saat ini dijadikan sebagai tarian juga.
Langga berasal dari bahasa Gorontalo "he langga langgawa" yang artinya gerak-gerik.
Baca juga: Seni Beladiri Langga Gorontalo, Tradisi yang Berakar dalam Legenda Ju Panggola
Maka sejak itulah, langga menyebar pesat di kalangan masyarakat Provinsi Gorontalo dengan tradisi pitodu yang sakral.
Patung Langga ini sangat mudah dijumpai masyarakat Gorontalo sebab letaknya berada di perbatasan antara Kota Gorontalo dan Kabupaten Bone Bolango.
Jika menuju Bank Indonesia, Museum Popa Eyato, Kantor DPRD Provinsi Gorontalo dan Kantor Gubernur Gorontalo pasti melewati pantung ini. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.