Masalah RSAS Gorontalo
Pekerja Proyek RS Aloei Saboe Gorontalo Belum Gajian 2 Bulan, Direktur Bersikap Masa Bodoh
Kesal karena harus menunggu 60 hari untuk haknya, Haryono seorang pekerja mengungkap kekesalannya kepada TribunGorontalo.com, Jumat (23/2/2024).
Penulis: Arianto Panambang | Editor: Wawan Akuba
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo -- Belasan pekerja proyek di Rumah Sakit Aloei Saboe (RSAS) Kota Gorontalo mengaku belum dibayar selama dua bulan.
Kesal karena harus menunggu 60 hari untuk haknya, Haryono seorang pekerja mengungkap kekesalannya kepada TribunGorontalo.com, Jumat (23/2/2024).
Haryono mengaku bukanlah pekerja lokal Gorontalo. Ia datang jauh-jauh dari Pulau Jawa untuk mengerjakan proyek RSAS terbesar di Gorontalo tersebut.
Baca juga: Persiapan PPS Kelurahan Hepuhulawa Gorontalo Jelang Pemungutan Suara Ulang Sabtu Besok
Sebetulnya tak hanya dari Jawa. Kata dia ada juga pekerja dari Manado, Sulawesi Utara. Jumlahnya kira-kira 17 orang.
Pria asal Boyolali, Jawa Tengah itu pun meminta pihak RSAS Kota Gorontalo segera menunaikan kewajibannya membayar gaji pekerja.
"Kami cuman minta hak kami, biar kami bisa pulang ke kampung," tegasnya.
Menurut Haryono kewajiban mereka sebagai pekerja sudah dilakukan, tetapi hak dari pekerja tidak kunjung diberikan.
"Padahal pekerjaan bangunan baru ini sudah siap digunakan oleh RSUD," ucapnya
Sebetulnya tak hanya Haryono. Pekerja lainnya juga mengeluhkan hal yang sama. Mereka meminta agar pihak kontraktor dan RS memikirkan solusinya.
Baca juga: Breaking News: Mobil Ambulance RS Bunda Terguling Saat Hendak Antar Pasien ke RSAS Gorontalo
"Karena kami ada anak istri menunggu di rumah," tukas pekerja yang tidak mau namanya disebut.
Saat dikonfirmasi, Kontraktor Bangunan Bedah Jantung dan Stroke RSAS ini mengakui jika pihaknya belum membayarkan gaji tersebut.
"Kami sudah bayar sekita 95 persen. Nah yang dua bulan itu hanya 5 persen belum kami bayar. Sekarang masih proses pencairan 100 persen," ungkapnya.
Sayangnya, ketika dikonfirmasi, Direktur RSUD Aloe Saboe, Andang Ilato malah terlihat masa bodoh.
"Saya lagi sibuk. Itu bukan urusan saya," ucapnya saat ditemui TribunGorontalo.com di ruang Unit Gawat Darurat (UGD).
Dikutip dari LPSE Kota Gorontalo, proyek ini bernama Pengadaan Bangunan Gedung Bedah Jantung dan Stroke.
Proyek ini tercatat dengan kode tender 1519685. Nilai pagu paket mencapai Rp 16.5 miliar.
Tender dibuka sejak 24 Maret 2023 dan diikuti oleh 123 peserta.
Namun, tender proyek tersebut dimenangkan oleh perusahaan PT. Wiratama Graha Raharja, Jl. Pagesangan 4 Kencana, Surabaya, Jawa Timur.
Perusahaan ini menawar proyek hingga Rp 14.5 miliar atau Rp 1.5 miliar lebih murah dari HPS-nya.
Sejarah RSAS Kota Gorontalo
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof. Dr. dr. Aloei Saboe Jl. Taman Pendidikan, Kelurahan Wongkaditi Timur, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo memiliki sejarang panjang. Usianya bahkan empat tahun lagi akan genap 100 tahun.
RSUD Prof Dr Aloei Saboe pada masa awal pembangunannya dinamai RSU Kotamadya Gorontalo. Dibangun pada 1926 dan dimanfaatkan sejak tahun 1929. Artinya pada 2024 ini, usia RSUD ini menginjak 98 tahun.
Pada awal pembangunannya, RSU Kotamadya Gorontalo ini hanya memiliki empat ruangan, terdiri dari ruangan utama, apotek, poliklinik, dan ruangan rawat inap.
Baru pada sekitar tahun 1978, dilakukan lagi pembangunan fisik dan non fisiknya. Saat itu kira-kira pada masa akhir program Pelita milik pemerintah.
Setahun berikutnya, pada 1979, melalui SK MENKES RI Nomor: 51/Men.Kes/SK/II/79, RS ini ditetapkan sebagai rumah sakit kelas C yang memenuhi persyaratan empat spesialis dasar.
Lalu pada tahun-tahun selanjutnya ditambah spesialis mata dan spesialis anak serta spesialis THT.
Namanya baru berubah menjadi RSUD Prof Dr Aloei Saboe seperti saat ini, nanti pada 17 September 1987. Nama tersebut diambil dari nama seorang perintis kemerdekaan asli Gorontalo.
Prof. Dr. H. Aloei Saboe Gorontalo yang diambil dari nama seorang perintis kemerdekaan putera daerah yang diabadikan sebagai penghargaan atas pengabdiannya di bidang kesehatan.
Adapun pergantian nama itu ditetapkan berdasarkan SK Walikotamadya Gorontalo No. 97 tahun 1987.
Pada tanggal 31 Agustus 1995 oleh Pemda Tingkat II (Walikotamadya KDH Tingkat II Gorontalo) diusulkan kenaikan kelas Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. H. Aloei Saboe dari kelas C Plus ke kelas B Non Pendidikan.
Lalu, berdasarkan Surat Keputusan Wali kota Gorontalo Nomor 315 tanggal 25 Maret tahun 2002, RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe ditetapkan menjadi Badan Pengelola RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo.
RS ini jadi unit pelaksana pemerintah di bidang pelayanan kesehatan masyarakat yang berlokasi di Jl. Sultan Botutihe No. 7 Kelurahan Heledulaa Selatan Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo.
Namun, pada 19 Maret 2005, RS ini dipindahkan ke lokasi baru di Jl. Taman Pendidikan Kelurahan Wongkaditi Timur Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo. Wilayah ini memiliki luas 5,4 Ha.
Kini, lokasi awal RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe yang saat itu bernama RSU Kotamadya Gorontalo, dibangun Gorontalo Citimall.
Saat ini RSUD Prof Dr Aloei Saboe menjadi rumah sakit terbesar di Provinsi Gorontalo dan menjadi pusat rujukan pelayanan kesehatan di Provinsi Gorontalo. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.