Wisata Gorontalo
Wisata Bukit Cinta di Desa Botubarani Gorontalo Sudah Tutup, Spot Swafoto Dipenuhi Tumbuhan Liar
Bukit Cinta di Desa Botubarani, Kecamatan Kabila Bone, Kabupaten Bone Bolango tutup sejak akhir 2023.
Penulis: Andika Machmud | Editor: Fadri Kidjab
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Bukit Cinta di Desa Botubarani, Kecamatan Kabila Bone, Kabupaten Bone Bolango tutup sejak akhir 2023.
Destinasi wisata dengan ketinggian lebih dari 150 meter di atas permukaan laut (Mdpl) ini ditutup karena keuntungan didapatkan lebih kecil daripada pengeluaran pemeliharaan.
Hal itu disampaikan Ramdan Kasim, pengelola Bukit Cinta.
Meskipun biaya masuk dipatok Rp5 ribu per orang, kata Ramdan, wisatawan yang berkunjung jarang kembali lagi ke wisata itu.
Sehingga ia merasa semakin hari pengunjung makin sedikit.
Menurutnya, pengunjung sering mengeluh karena jauhnya tempat parkir.
Sekadar informasi untuk naik ke puncak bukit, wisatawan harus berjalan kaki sejauh 200 meter dari tempat parkir.
"Aksesnya sebenarnya cuma satu, dan banyak juga semak-semak," jelas Ramdan kepada TribunGorontalo.com, Sabtu (10/02/2024).
Padahal, wisata Bukit Cinta ini sempat ramai ketika pertama kali dibuka.
Ramdan menuturkan, nama Bukit Cinta diambil dari sebuah tanjung bernama Binthalahe yang akan berbentuk seperti "love", jika dilihat dari atas bukit.
Diatas bukit, pengunjung dapat berfoto di tempat spot foto yang telah disediakan.
Ramdan mengaku masyarakat sekitar Botubarani juga mengapresiasi hasil kerjanya.
Baca juga: Wisata Puncak Bidadari Desa Bukit Harapan Gorontalo Tawarkan Tiket Gratis di Akhir Pekan
Ia memastikan jika pengunjung maupun penjual yang berasal dari Desa Botubarani akan digratiskan.
"Mereka (warga Desa Botubarani) itu tidak bayar," ungkapnya.
Kini Bukit Cinta sudah tidak diperhatikan, kondisinya sangat berbeda seperti dahulu.
Spot-spot untuk pengunjung berswafoto pun telah dipenuhi rumput-rumput liar.
Selain itu, beberapa gazebo yang terbuat dari kayu sudah lapuk dan rusak.
Ramdan menduga ada yang membakar dekorasi rumah-rumahan di atas pohon.
"Itu seperti ada yang bakar, mungkin yang tidak suka," kilahnya.
Walaupun sarana di wisata itu sudah tidak terawat, pemandangan ke arah lautan masih jadi pemandangan menarik.
Ramdan sebetulnya tidak membiarkan tempat ini disia-siakan.
Pria 40 tahun itu masih menunggu momentum setelah pemilu.
Ia mengharapkan adanya tokoh politik yang dapat membantu pendanaan.
"Berencana untuk membuka kembali, namun masih tunggu setelah pemilu," tandasnya.
Apabila ada bantuan anggaran, ia berjanji akan menggunakan sebaik-baiknya untuk pembuatan akses kendaraan ke puncak.
Meskipun beberapa bangunan telah rusak, ia yakin dapat menemukan solusi.
"Semoga nanti akan dibangun kembali namun sudah menemukan semua solusi dari keluhan pengunjung," tutupnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.