Wisata Gorontalo

Yeti Ma'ruf Cerita Lahirnya Wisata Religi Bubohu Gorontalo dan Wasiat sang Kakak

Pengelola wisata religi Bubohu, Yeti Ma'ruf, menceritakan lahirnya wisata religi Bubohu di Desa Bongo, Kecamatan Batudaa Pantai, Kabupaten Gorontalo.

Penulis: Herjianto Tangahu | Editor: Fadri Kidjab
TribunGorontalo.com/Herjianto
Yeti Ma'ruf mengenang perjuangan kakaknya membangun wisata religi Bubohu Gorontalo 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo –  Pengelola wisata religi Bubohu, Yeti Ma'ruf, menceritakan lahirnya wisata religi Bubohu di Desa Bongo, Kecamatan Batudaa Pantai, Kabupaten Gorontalo.

Mendiang kakak Yeti, Josep Tahir Ma'ruf merupakan sosok perintis wisata yang terkenal di Provinsi Gorontalo tersebut. Josep adalah kakak dari Yeti Ma'ruf.

"Kakak saya saat itu masih kerja di Jawa  di bagian pengelolaan tenaga kerja Indonesia (TKI)," kata Yeti kepada TribunGorontalo.com, Minggu (28/1/2024).

Pada tahun 2008, konsep wisata religi mulai dibuat oleh Josep Ma'ruf.

Yeti menyebut bahwa Josep memintanya untuk berkoordinasi dengan kepala tukang mengenai biaya dan bahan-bahan pembangunan wisata.

"Setelah saya buatkan, nanti dia kirim dengan jumlah sesuai apa yg saya catat," ujar pria yang akrab disapa Abang itu.

Yeti mengaku proses pengembangan wisata itu terkendala pembangunan Masjid Walima Emas.

"Karena di waktu bersamaan kita juga bangun yang sana," ujar Yeti sembari menunjuk ke arah masjid.

Pasca sepeninggalan kakaknya, ia bersama isteri dan iparnya bertugas melanjutkan pengelolaan tersebut.

"Jangan sampai putus, kelola semampunya, desa ini harus dikenal banyak orang," ungkap Yeti menirukan perkataan Josep kala itu.

Ia tahu betul perjuangan kakaknya saat awal mula merintis tempat wisata tersebut.

"Ini dibuat biar dapat meningkatkan ekonomi masyarakat. Selain itu, banyak nilai-nilai luhur di sini yang harus tetap dijaga," terang Yeti.

Wisata Religi Bubohu Gorontalo
Wisata Religi Bubohu Gorontalo (TRIBUNGORONTALO.COM/HERJIANTO)

Baca juga: Parade Foto Wisata Religi Bubohu Gorontalo

Lokasi yang dahulunya semak belukar itu berhasil disulap Josep menjadi spot wisata eksotis.

Diawal mula pencanangan, tempat tersebut ramai dikunjungi oleh wisata.

Namun pasca covid 19 jumlah pengunjung menurun drastis. Meski begitu, Yeti tetap berusaha melanjutkan apa yang telah diwasiatkan kakaknya.

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved